tag:blogger.com,1999:blog-53187162151206733612024-03-19T02:18:21.585-07:00Fisi FusiMedia Pendidikan Ilmu Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Sosial Budaya dan Komunikasi Pelajar IndonesiaSLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-55046207632596729012019-08-08T20:59:00.000-07:002019-08-08T21:02:09.421-07:00Kumpulan Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Fisika<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivYGUpmJM6jbVvyfF6gstmTVJ4tRApGbfw6w5SHVMwjPHmF5BXTvYU60QJvKcvqSNg5FQ4jjDdkFDd0OoutY-MailFwVJY0ISVBE0lWBLIv1Dp9YkM9wM4RAB6OkZjkt5_sG6LYdfm1TWK/s1600/kkk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kumpulan Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Fisika" border="0" data-original-height="300" data-original-width="550" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivYGUpmJM6jbVvyfF6gstmTVJ4tRApGbfw6w5SHVMwjPHmF5BXTvYU60QJvKcvqSNg5FQ4jjDdkFDd0OoutY-MailFwVJY0ISVBE0lWBLIv1Dp9YkM9wM4RAB6OkZjkt5_sG6LYdfm1TWK/s1600/kkk.jpg" title="Kumpulan Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Fisika" /></a></div>
<b>Soal ke-1 - Kumpulan Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Fisika </b><br />
<br />
Sebuah partikel bergerak dengan percepatan 4 m/det2. Apabila semula kecepatan partikel 2 m/det. Berapa kecepatan partikel setelah 5 detik? Di mana posisi partikel bila partikel semula berada di x = 2 m?<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Perhtikan pembahasannya di bawah ini:</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPKlDoz-kn45iz-TM3xp7ld8zTO9tvjBrNh5TEQJL2klKOQkLurGFoE21oUpJInO3imvVbWCY80CviwZ2uVlm9eqp2fPVt2fdGCTvAflkoYoogIQEzSVl1VkU9waiX-NwfVeaefszTU80a/s1600/1.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img alt="Kumpulan Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Fisika" border="0" data-original-height="190" data-original-width="509" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPKlDoz-kn45iz-TM3xp7ld8zTO9tvjBrNh5TEQJL2klKOQkLurGFoE21oUpJInO3imvVbWCY80CviwZ2uVlm9eqp2fPVt2fdGCTvAflkoYoogIQEzSVl1VkU9waiX-NwfVeaefszTU80a/s1600/1.JPG" title="Kumpulan Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Fisika" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Soal ke-2 - Kumpulan Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Fisika</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
Sebuah bola dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal 20 m/det. Bola mendapat percepatan gravitasi arahnya ke bawah. Berapakah tinggi maksimal bola? Berapa kecepatan bola saat mencapai tinggi maksimal? Berapa waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertingginya?<br />
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
Perhtikan pembahasannya di bawah ini:</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bola mendapat percepatan dari gravitasi bumi arahnya ke bawah maka a bernilai negatif a = -10 m/det2, v= 20 m/det. Apabila dinyatakan dengan koordinat, arah ke atas adalah arah sumbu y (+) dan arah ke bawah adalah sumbu y (-), dengan demikian percepatan gravitasi arahnya - g karena arahnya ke bawah. Kecepatan ke atas bernilai positif dan kecepatan ke bawah bernilai negatif.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bola bergerak ke atas dan mendapat percepatan ke bawah sehingga bola makin lama makin lambat dan pada suatu saat akan berhenti. Kemudian bola turun dan semakin lama semakin cepat. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixi5R4sS9wkHUI1d8pREVHl2dDuhIFSuLeVv7bWsxjstBRk4bhvot0kqvhwyw_uVC9t3GdP3eCx2UN7rj8dtndngUS5NQAnnd14Zaxq2x158_Gu_AZaI4jye5C9d3EdviO3AbdhYS_Bqd6/s1600/2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img alt="Kumpulan Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Fisika" border="0" data-original-height="66" data-original-width="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixi5R4sS9wkHUI1d8pREVHl2dDuhIFSuLeVv7bWsxjstBRk4bhvot0kqvhwyw_uVC9t3GdP3eCx2UN7rj8dtndngUS5NQAnnd14Zaxq2x158_Gu_AZaI4jye5C9d3EdviO3AbdhYS_Bqd6/s1600/2.JPG" title="Kumpulan Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Fisika" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Waktu yang diperlukan dapat dihitung dengan persamaan:<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcdrDBpO7TAjsXWbNKzSFuRnep9MW56PpuEFYe8BSBG2ftfvdtJ8pJovwRxSax01D8SQMWjIvFgGuHgPiauFO-v6ERRvv-3qFa29O-UjxT1aVTSPKx9-3QjCFF2m9aqJY5167gd2zeKLKb/s1600/3.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcdrDBpO7TAjsXWbNKzSFuRnep9MW56PpuEFYe8BSBG2ftfvdtJ8pJovwRxSax01D8SQMWjIvFgGuHgPiauFO-v6ERRvv-3qFa29O-UjxT1aVTSPKx9-3QjCFF2m9aqJY5167gd2zeKLKb/s1600/3.JPG" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Waktu yang diperlukan 2 detik. Saat bola turun ke bawah maka o= 0. Jarak yang ditempuh 20 m maka kita bisa mencari kecepatan saat sampai di tanah.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHONOD9OICOFt-e-lZ3Pkrhn_Nw_KLlgGwqUhaPg0WMaQTdBxFi2SqFGodM2on9pzUtbaJeCwEK-qzmIHQwMk0kz53jfY5iN6L9HBuP929pNcCz6nCexvot3BQDV25pBfGyO8QFWJJRg33/s1600/4.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="53" data-original-width="188" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHONOD9OICOFt-e-lZ3Pkrhn_Nw_KLlgGwqUhaPg0WMaQTdBxFi2SqFGodM2on9pzUtbaJeCwEK-qzmIHQwMk0kz53jfY5iN6L9HBuP929pNcCz6nCexvot3BQDV25pBfGyO8QFWJJRg33/s1600/4.JPG" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Kecepatan akhir –20 m/det karena arahnya ke bawah atau ke arah sumbu y negatif. Waktu untuk sampai ke tanah<br />
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHFKKsoEyjbB3_R2ovXcRMRPcgd4OSG2nbUCrmeE11ceWytxEHs7jYcp_Mb2bG0Oy_5XoNmjxHd_Wk0Z4z4plp403orZlFN6r4Dv-xhMHtHnuVNaFnB3ixvsKo86_JMpGaydAKPbkkBnaF/s1600/5.JPG" /><br />
<div>
<br /></div>
Tampak waktu yang diperlukan untuk naik sama dengan waktu yang digunakan untuk turun.</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-84764451725567624952019-04-30T22:23:00.003-07:002019-04-30T22:25:01.969-07:00Penjelasan Pengertian Elastisitas, Tegangan, Regangan, Hukum Hooke dan Modulus Elastisitas (Modulus Young)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1vuW1UfzGJy_nXIoEHP7S351VeTOeFfehF6hcNJnEybSCMHf-vxN4NOelfa4FTFICiK_pHtB81djTwBi7jrfoRY8NKewu0ClkEzg0yhmM2-NvmSlIe3SFnxUuCJEiAl4syBStwyfNWz6o/s1600/slinky.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Penjelasan Pengertian Elastisitas, Tegangan, Regangan, Hukum Hooke dan Modulus Elastisitas (Modulus Young)" border="0" data-original-height="513" data-original-width="600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1vuW1UfzGJy_nXIoEHP7S351VeTOeFfehF6hcNJnEybSCMHf-vxN4NOelfa4FTFICiK_pHtB81djTwBi7jrfoRY8NKewu0ClkEzg0yhmM2-NvmSlIe3SFnxUuCJEiAl4syBStwyfNWz6o/s1600/slinky.jpg" title="Penjelasan Pengertian Elastisitas, Tegangan, Regangan, Hukum Hooke dan Modulus Elastisitas (Modulus Young)" /></a></div>
Pada bab ini kita akan mempelajari tentang elastisitas atau kemampuan benda untuk kembali ke bentuknya semula. Ambillah penggaris dari plastik, peganglah ujungnya kemudian ayunkan ke bawah dan lepaskan. Apa yang terjadi? Penggaris akan terayun ke bawah kemudian ke atas dan ke bawah lagi berulang-ulang. Penggaris selalu berusaha ke keadaan semula. Pernahkah kalian meloncat di atas spring bed? Apa yang terjadi? <br />
<br />
Bila kalian akan menekan spring bed ke bawah, kalian akan mendapat gaya yang membuat kalian Motivasi Belajar Kata-kata Kunci terpental ke atas. Ada gaya yang seolah menolak kalian. Gejalagejala tadi menunjukan elastisitas. Elastisitas sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan gambar penggaris di atas, penggaris mampu melengkung tanpa patah karena penggaris memiliki elastisitas. Gaya yang kalian keluarkan cukup besar maka penggaris akan patah.<br />
<br />
Jembatan dari baja akan melengkung jika terbebani atau terjadi perubahan panjang , dan akan kembali ke bentuk semula jika bebannya tidak ada. Namun jika beban kecil seringkali kita tidak melihat perubahan panjang atau kelengkungan jembatan. Mengapa pada jembatan bisa terjadi kelengkungan? Secara umum mengapa suatu materi bisa meregang? Suatu materi dapat kita anggap tersusun dari pegaspegas. Jika kita menarik pegas maka akan terjadi regangan,jika kita menghilangkan tarikan pegas akan kembali seperti semula. Gaya yang dikerjakan oleh pegas serupa dengan gaya antaratom dalam molekul-molekul zat padat. Atom-atom tersebut dapat bergetar seperti gerakan massa yang terikat pada pegas.<br />
<br />
Baca juga:<a href="https://fisifusi.blogspot.com/2019/04/soal-pembahasan-gerak-lurus-dengan-kecepatan-konstan.html"> Soal Pembahasan Gerak Lurus dengan Percepatan Konstan</a><br />
<h3 style="text-align: left;">
Tegangan dan Regangan </h3>
Mari kita tinjau batang penghapus yang terbuat dari karet. Jika batang penghapus tadi kita tarik kedua ujungnya apakah yang terjadi? Batang penghapus akan memanjang. Jika tarikan kita dihentikan maka batang penghapus tadi kembali seperti semula. Benda seperti batang penghapus kita sebut benda elastis. Benda padat yang dipengaruhi oleh gaya dari luar misalnya benda ditarik, digeser, atau ditekan maka bentuk benda akan berubah. Bila bentuk benda kembali seperti semula setelah gaya luarnya dihilangkan maka benda dikatakan elastik.<br />
<br />
Sebagian besar benda bersifat elastik sampai batas tertentu. Bagaimana kalau benda diberi gaya melebihi batas elastisnya? Jika diberi gaya yang melebihi batas elastisnya maka benda tidak kembali ke bentuk semula, tetapi akan berubah bentuk secara permanen. Lihatlah Gambar (3.2ab), sebuah batang tegar dipengaruhi oleh gaya tarikan sebesar F ke kanan di ujung kanan dan ke kiri di ujung kiri. Mari kita perhatikan bagian kecil dari batang yang panjangnya L. Bagian kecil batang ini dalam keadaan setimbang karena gaya di bagian kanan sama dengan gaya di bagian kirinya. Gaya-gaya baik di bagian kiri maupun di bagian kanan didistribusikan secara merata pada luasan penampang A. Perbandingan gaya F terhadap luasan penampang A dinamakan tegangan tarik. F tegak lurus kuasa A.<br />
<blockquote class="tr_bq">
Maka rumus Tegangan = F/A</blockquote>
Gaya-gaya yang bekerja pada batang berusaha membuat bahan meregang. Perubahan panjang per panjang dinamakan regangan. Misalkan karena gaya F maka benda berubah panjangnya sebesar Delta L. <br />
<blockquote class="tr_bq">
Maka rumus Regangan = Delta L/L</blockquote>
Hasil regangan yang berubah secara linear terhadap tegangan dikenal sebagai <b>hukum Hooke</b>. Pada daerah ini bila gaya dilepas atau tegangan dihentikan maka batang akan kembali seperti semula. Apabila tegangan diperbesar maka antara regangan dan tegangan tidak linear lagi. Jika gaya diperbesar lagi atau tegangan diperbesar maka akan mencapai titik B,titik B adalah batas elastik bahan. Batang ditarik melampaui B maka batang tidak akan kembali ke panjang semula, tetapi berubah bentuk secara permanen. Seandainya gaya diperbesar lagi maka batang akan mencapai titik C, batang akhirnya patah. Titik C dinamakan titik patah. Perbandingan tegangan terhadap regangan pada daerah grafik yang linear adalah konstan, besarnya konstanta dinamakan Modulus Young diberi simbol Y atau sering disebut modulus elastis.<br />
<br />
Perhatikan gambar di bawah ini:<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjNzeuq_PaPPIo9CsOJHSYdIwyOR0ISmMgnOOjAqTE_0M_wo3xpMcDGOFn0ovcJjFvaU33QXzeLluiD3zL3cd8-dk3SbQDtHjPv554pAN7x22jzlOu80ZGUfQr05BWg8pJP6mtX7Wi5kpx/s1600/Elastisitas.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Gambar 3.2 (a.b) Sebuah batang karet ditarik dengan gaya F akan menyebabkan terjadi perubahan panjang. (c) Grafik hubungan antara tegangan dan regangan. Tegangan dan regangan sebanding sampai titik A. Bila tegangan terus diberikan sampai titik B antara tegangan dan regangan tidak linear lagi dan akan patah di titik C." border="0" data-original-height="185" data-original-width="441" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjNzeuq_PaPPIo9CsOJHSYdIwyOR0ISmMgnOOjAqTE_0M_wo3xpMcDGOFn0ovcJjFvaU33QXzeLluiD3zL3cd8-dk3SbQDtHjPv554pAN7x22jzlOu80ZGUfQr05BWg8pJP6mtX7Wi5kpx/s1600/Elastisitas.JPG" title="Gambar 3.2 (a.b) Sebuah batang karet ditarik dengan gaya F akan menyebabkan terjadi perubahan panjang. (c) Grafik hubungan antara tegangan dan regangan. Tegangan dan regangan sebanding sampai titik A. Bila tegangan terus diberikan sampai titik B antara tegangan dan regangan tidak linear lagi dan akan patah di titik C." /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 3.2 (a.b) Sebuah batang karet ditarik dengan gaya F akan menyebabkan
terjadi perubahan panjang. (c) Grafik hubungan antara tegangan dan regangan.
Tegangan dan regangan sebanding sampai titik A. Bila tegangan terus diberikan
sampai titik B antara tegangan dan regangan tidak linear lagi dan akan patah di
titik C.</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="80" data-original-width="172" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2wlctKMPdl69PuAFjIffwygbCTnaJGMkVnaXlkwBlrqr0dUKGy6pm5cmn_uiBO0YJRpUOyJJ6T6UIpld5zPqxVTXkRvUXe7KaFA6Kf3Ffll_z5w-u3fiv-F52Rdf0omf0Iy2YLXry9AIR/s1600/Elastisitas.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rumus Modulus Elastisitas</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Satuan tegangan adalah satuan gaya per satuan luas atau N/m2. Regangan tidak bersatuan. Sedangkan satuan Modulus Young adalah Newton permeter persegi atau N/m2.<br />
<br />
Demikian sekilas informasi mengenai <b>Penjelasan Pengertian Elastisitas, Tegangan, Regangan, Hukum Hooke dan Modulus Elastisitas (Modulus Young)</b>. Semoga bermanfaat, salam.</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-56385164741178462052019-04-10T20:32:00.000-07:002019-04-10T20:39:55.903-07:00Soal Pembahasan Gerak Lurus dengan Percepatan Konstan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1J-wle7Ryhtm9wetN5a5ZFB5Qhyep-oL-8UWF4dTl9hJ9GTYQKMoR1ZnzfMicZ22jWpud_kTfSKAbNKdR1UQs7WhBffe3SyKNbntPqCM8gw6Y0KF5KOISLJMrxHzOISloTL61_FWtKaqC/s1600/5.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Soal Pembahasan Gerak Lurus dengan Percepatan Konstan" border="0" data-original-height="221" data-original-width="412" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1J-wle7Ryhtm9wetN5a5ZFB5Qhyep-oL-8UWF4dTl9hJ9GTYQKMoR1ZnzfMicZ22jWpud_kTfSKAbNKdR1UQs7WhBffe3SyKNbntPqCM8gw6Y0KF5KOISLJMrxHzOISloTL61_FWtKaqC/s1600/5.JPG" title="Soal Pembahasan Gerak Lurus dengan Percepatan Konstan" /></a></div>
<b>Soal Pembahasan Gerak Lurus dengan Percepatan Konstan</b><br />
<br />
Sebuah bola dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal 20 m/det. Bola mendapat percepatan gravitasi arahnya ke bawah. Berapakah tinggi maksimal bola? Berapa kecepatan bola saat mencapai tinggi maksimal? Berapa waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertingginya?<br />
<br />
Baca juga: <a href="https://fisifusi.blogspot.com/2017/09/soal-kingdom-animalia-dan-pembahasannya.html">60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru</a> <br />
<h3 style="text-align: left;">
<b>Penyelesaian Soal Pembahasan Gerak Lurus dengan Percepatan Konstan</b>: </h3>
<br />
Bola mendapat percepatan dari gravitasi bumi arahnya ke bawah maka a bernilai negatif<br />
<br />
a = -10 m/det2, Vo= 20 m/det.<br />
<br />
Apabila dinyatakan dengan koordinat, arah ke atas adalah arah sumbu y (+) dan arah ke bawah adalah sumbu y (-), dengan demikian percepatan gravitasi arahnya - g karena arahnya ke bawah. Kecepatan ke atas bernilai positif dan kecepatan ke bawah bernilai negatif.<br />
<br />
Bola bergerak ke atas dan mendapat percepatan ke bawah sehingga bola makin lama makin lambat dan pada suatu saat akan berhenti. Kemudian bola turun dan semakin lama semakin cepat. Saat naik : dengan menggunakan persamaan (12):<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWcFO0vWYDIZQntZ-UY23aRh64eQ-fZbN0Wc6yzgH7_7KhQxoo7x8R4EwPpSilIgWIHVMZK8d36ZfsKPFpIilFjONkQkpWijoMoeet3yBoMY8fGcMdoZ__SKTJqp0yUHG7AgGDKFOnZ7uD/s1600/1.JPG"><img alt="60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWcFO0vWYDIZQntZ-UY23aRh64eQ-fZbN0Wc6yzgH7_7KhQxoo7x8R4EwPpSilIgWIHVMZK8d36ZfsKPFpIilFjONkQkpWijoMoeet3yBoMY8fGcMdoZ__SKTJqp0yUHG7AgGDKFOnZ7uD/s1600/1.JPG" title="60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru" /></a></div>
<br />
Waktu yang diperlukan dapat dihitung dengan persamaan (9):<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjezHs4DeudFCJNDP_OgwNlLBMJpxfRd2v6Tf4godwAP1OyENlpumgxdUyIqBNiSrRePQUqep-mTyP_JVfjE5r8SjHXaRqm8-8acj22JGKqtqNYcWul1VePWnc50R8fzxA5KZQpLnqrMcot/s1600/2.JPG" title="60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru" /></div>
<br />
Waktu yang diperlukan 2 detik. Saat bola turun ke bawah maka Vo= 0. Jarak yang ditempuh 20 m maka kita bisa mencari kecepatan saat sampai di tanah:<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXpt47BxI1WMLt9ykB2DcD625sPBScpp5l96KRK1s5TtxvRWkL8_4dsL_NNe2jD5G3szu4rykfb1iJ8DNDe2R9RNqtDPqQAej_IfIA12W7F8WIliYgMZXK2PXViWxMNkHOeFkSrbqi4lHP/s1600/3.JPG" title="60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru" /></div>
<br />
Kecepatan akhir –20 m/det karena arahnya ke bawah atau ke arah sumbu y negatif. Waktu untuk sampai ke tanah:<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQeNzHyhMvo_M3cXT45SfoDRzuK1xWjLpWbgO3I_7L3sNqLqzcFNJ1ghtZpP6qICELo9AU_XBKqlJDy22rR8LdsIkNZpYtBbCEVXM-_4KA1Wd-OLkI3doT4m4qkXHCRz3nKnXrAFRQc0ll/s1600/4.JPG" title="60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru" /></div>
<br />
Tampak waktu yang diperlukan untuk naik sama dengan waktu yang digunakan untuk turun.<br />
<br /><b>Soal ke-dua</b><br /><br />Sebuah partikel bergerak dengan percepatan 4 m/det^2. Apabila semula kecepatan partikel 2 m/det. Berapa kecepatan partikel setelah 5 detik? Di mana posisi partikel bila partikel semula berada di x = 2 m?<br />
<br />
Penyelesaian :<br />
<br />
a = 4 m/det2, Vo = 2 m/det, t = 5 det, xo = 2 m<br />
Posisi partikel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (11) dengan nilai-nilai di atas.<b> </b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim8fV0-e9UO5_VWy41le4TcigBIL_LtcibW_il4-f0LO8wohuoA5cxl2jSpNX9uaWx4EENOHpf49qfaNzDmhwNaoHejXDLXX9Cx8qvOZFajOeeOAKFj1MczrZx-jmvOKiOFejjVtHUusfe/s1600/1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Soal Pembahasan Gerak Lurus dengan Percepatan Konstan" border="0" data-original-height="109" data-original-width="158" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim8fV0-e9UO5_VWy41le4TcigBIL_LtcibW_il4-f0LO8wohuoA5cxl2jSpNX9uaWx4EENOHpf49qfaNzDmhwNaoHejXDLXX9Cx8qvOZFajOeeOAKFj1MczrZx-jmvOKiOFejjVtHUusfe/s1600/1.JPG" title="Soal Pembahasan Gerak Lurus dengan Percepatan Konstan" /></a></div>
Demikian sekilas informasi mengenai <b>Soal Pembahasan Gerak Lurus dengan Percepatan Konstan. </b>Semoga bermanfaat, amin.<br /><b></b></div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-89776864381412811772018-10-11T19:17:00.001-07:002018-10-11T19:17:32.212-07:00Pengertian Induksi Elektromagnetik Materi SMA Kelas XII Kur 2013 Revisi dan Contohnya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPIsdh4RZesrZF6KTeU6ONhrPgg0Nkjwv0LyAlDzKYiJhnxmqaOgpIukTFNNhpWZR81tR9tGXNet2BIognT0pf4PPRt5Djz5xTNdwTZBjgElsz0ML3dBlu6onshe73edYGbXhB5Onwmi2q/s1600/INduksi.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Penjelasan Induksi Elektromagnetik Materi SMA Kelas XII Kur 2013 Revisi" border="0" data-original-height="259" data-original-width="536" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPIsdh4RZesrZF6KTeU6ONhrPgg0Nkjwv0LyAlDzKYiJhnxmqaOgpIukTFNNhpWZR81tR9tGXNet2BIognT0pf4PPRt5Djz5xTNdwTZBjgElsz0ML3dBlu6onshe73edYGbXhB5Onwmi2q/s1600/INduksi.PNG" title="Penjelasan Induksi Elektromagnetik Materi SMA Kelas XII Kur 2013 Revisi" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption">Penjelasan Induksi Elektromagnetik Materi SMA Kelas XII Kur 2013 Revisi</td></tr>
</tbody></table>
Kalian banyak memanfaatkan alat-alat yang menggunakan prinsip imbas elektromagnetik. Misalnya seperti pada gambar diatas. Sebuah trafo sebagai alat penurun dan penaik tegangan contoh lain ada alat generator. Bagaimanakah prinsip dari imbas elektromagnetik? Bagaiamana kerja trafo dan generator itu? Apa contoh alat-alat yang lain?<br /><br />Semua pertanyaan diatas itulah yang dapat kalian pelajari pada bab ini. Oleh sebab itu setelah belajar bab ini kalian diharapkan dapat:<br /><br /><div>
1. menerapkan hukum Faraday pada sumber-sumber ggl imbas,<br />2. menjelaskan prinsip kerja generator,<br />3. menentukan ggl induksi pada generator,<br />4. menerapkan diagram rasio pada penyelesaian tentang arus bolak-balik.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Baca juga: <a href="https://fisifusi.blogspot.com/2018/08/pengertian-dan-penjelasan-vektor-soal-pembahasannya.html" target="_blank">Pengertian dan Penjelasan Besaran Vektor dalam Berbagai Soal Serta Pembahasannya</a></div>
<br /><h3 style="text-align: left;">
1. Hukum Faraday</h3>
Pada bab ini kalian telah belajar induksi magnet. Induksi magnet dapat terjadi dari kawat berarus listrik. Bisakah medan magnet menimbulkan arus listrik kembali. Keadaan sebaliknya inilah yang dipelajari oleh Michael Faraday (1791-1867) seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris. Secara eksperimen Faraday menemukan bahwa beda potensial dapat dihasilkan pada ujung-ujung penghantar atau kumparan dengan memberikan perubahan fluks magnetik. Hasil eksperimennya dirumuskan sebagai berikut.<div>
<blockquote class="tr_bq">
“Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar atau kumparan tersebut.” </blockquote>
</div>
<div>
Dari rumusan di atas dapat dituliskan menjadi persamaan seperti di bawah. Pembandingnya adalah jumlah lilitannya.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcBq1gCGVmZ1j0GrSXHPxCPWUgi7UFJwl7kAGdLtIyYygE5fPI0nu6bnCuSeewenn5X5OM8YOIgdPSAHFub6PWOHkZe5GbQeldjiiWX6llln-cFFIqbsEps9-f-kyaVpBx1eB9kFpoAp0F/s1600/1.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Rumus GGL Induksi Elektromagnetik" border="0" data-original-height="148" data-original-width="322" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcBq1gCGVmZ1j0GrSXHPxCPWUgi7UFJwl7kAGdLtIyYygE5fPI0nu6bnCuSeewenn5X5OM8YOIgdPSAHFub6PWOHkZe5GbQeldjiiWX6llln-cFFIqbsEps9-f-kyaVpBx1eB9kFpoAp0F/s1600/1.PNG" title="Rumus GGL Induksi Elektromagnetik" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rumus GGL Induksi Elektromagnetik</td></tr>
</tbody></table>
<div>
Apa arti tanda negatif itu ? Tanda negatif pada persamaan 6.1 sesuai dengan Hukum Lenz. Dengan bahasa yang sederhana hukum Lenz dirumuskan: Ggl Induksi selalu membangkitkan arus yang medan magnetiknya berlawanan dengan sumber perubahan fluks magnetik.</div>
<div>
<br /></div>
Dengan menggunakan persamaan rumus di atas, cobalah kerjakan soal di bawah ini:<br /><i><br /></i><div>
<i>Sebuah solenoida memiliki 1000 lilitan berada dalam medan magnetik sehingga solenoida dipengaruhi fluks magnetik sebesar 4.10-3 Wb. Jika fluks magnetiknya berubah menjadi 3.10-3 Wb dalam 2 sekon, maka tentukan besar ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung solenoida tersebut</i>?<div>
<br /></div>
Hukum Faraday memperkenalkan suatu besaran yang dinamakan fluks magnetik. Fluks magnetik ini<br />menyatakan jumlah garis-garis gaya magnetik. Berkaitan dengan besaran ini, kuat medan magnet didefinisikan sebagai kerapatan garis-garis gaya magnet. Dari kedua definisi ini dapat dirumuskan hubungan sebagai berikut.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Rumus Fluks Magtetik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQSdkDHXzZCjgd7WZihZNlGXYado_a2KLLtOqQDx4shagvaCpSH9WuVcEdp6PFDulfjnnXKt3k-m_h_9cDQ20Zws2Oz5dAnllyIzt25TjCZqFSEkZZFPYaqwKI_RJigKY2sUHb0tlNSOJH/s1600/1.PNG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Rumus Fluks Magtetik" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rumus Fluks Magtetik</td></tr>
</tbody></table>
<div>
Dari persamaan di atas dapat diamati bahwa perubahan fluks magnet dapat terjadi tiga kemungkinan. Pertama terjadi karena perubahan medan magnet B. Kedua, terjadi karena perubahan luas penampang yang dilalui, contohnya kawat yang bergerak dalam medan magnet. Ketiga, terjadi karena perubahan sudut θ, contohnya kumparan yang berputar : generator. Perhatikan penjelasan perubahanperubahan<br />tersebut pada penjelasan berikut.<div>
<br /><h3 style="text-align: left;">
2. Penghantar bergerak dalam Medan Magnet</h3>
</div>
<div>
Penghantar bergerak dengan kecepatan v dalam medan magnet B dapat digambarkan seperti pada Gambar di atas. Pada saat bergerak maka penghantar akan menyapu luasan yang terus berubah. Karena perubahan luas inilah maka ujung-ujung penghantar AB itu akan timbul beda potensial. Besarnya sesuai dengan hukum Faraday dan dapat diturunkan sebagai berikut:</div>
</div>
<br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Rumus GGL Induksi pada Penghantar Lurus Panjang" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8i11sOxhkguU1yry11iZaHAx-J8RdH5kw7arAkBeN7KWMowaptgM01JQro_8CydaOJKNSgkAlsGxU0390hU3FlWz2IskvQ80XWBqvmPfIhU_Hyv4RPC-YAmNRPZRHy_TWc7usXybjyukO/s1600/1.PNG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Rumus GGL Induksi pada Penghantar Lurus Panjang" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rumus GGL Induksi pada Penghantar Lurus Panjang</td></tr>
</tbody></table>
Arah arus yang ditimbulkan oleh beda potensial ini dapat menggunakan kaedah tangan kanan seperti pada Gambar 6.1. Ibu jari sebagai arah arus induksi I, empat jari lain sebagai arah B dan telapak sebagai arah gaya Lorentz yang berlawanan arah dengan arah kecepatan penghantar.<div>
<br />Untuk menambah pengetahuan Adik-adik sekalian, silakan kerjakan soal di bawah ini:<br /></div>
<div>
Penghantar AB memiliki panjang 25 cm bergerak dengan kecepatan 5 m/s dalam medan magnet homogen 40 mT. Jika penghantar dihubungkan hambatan 50 Ω maka tentukan :<br />a. besar kuat arus yang lewat R,<br />b. gaya Lorentz yang timbul pada kawat!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Demikian penjelasan singkat mengenai <b>Pengertian Induksi Elektromagnetik Materi SMA Kelas XII Kur 2013 Revisi. </b>Semoga bermanfaat, salam sukses.</div>
</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-2883273143563140932018-08-20T21:22:00.001-07:002018-09-17T19:01:55.853-07:00Pengertian dan Penjelasan Besaran Vektor dalam Berbagai Soal Serta Pembahasannya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Pengertian dan Penjelasan Besaran Vektor - </b>Perhatikan dua anak yang mendorong meja pada gambar di di bawah ini!. Apakah dua anak tersebut dapat mempermudah dalam mendorong meja? Tentu kalian sudah mengerti bahwa arah gaya dorong sangat menentukan, keduanya memiliki arah berlawanan sehingga akan mempersulit. Contoh lain seperti perahu yang menyeberangi sungai yang deras arusnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-w8hPthrPxG2lw6NM_3clL4XndbH2hM9BYU1KVc5XeB0sKx7_3mb47F_BLDySpO7jtF5HsBicE33GQYYgSDP06ouiD7Q1ZnhFR5zWPyyB7KiUmQk9SIsBWy9hpdg9jrKcTaW6UFS3Tp2N/s1600/Mendorong.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Anak mendorong meja" border="0" data-original-height="275" data-original-width="358" height="245" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-w8hPthrPxG2lw6NM_3clL4XndbH2hM9BYU1KVc5XeB0sKx7_3mb47F_BLDySpO7jtF5HsBicE33GQYYgSDP06ouiD7Q1ZnhFR5zWPyyB7KiUmQk9SIsBWy9hpdg9jrKcTaW6UFS3Tp2N/s320/Mendorong.PNG" title="Anak mendorong meja" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar Anak mendorong meja</td></tr>
</tbody></table>
Penyelesaian masalah-masalah ini perlu keterlibatan suatu besaran yaitu besaran vektor. Besaran inilah yang dapat kalian pelajari pada bab ini, sehingga setelah belajar kalian diharapkan dapat:<br />
<br />
<ol style="text-align: left;">
<li>Memahami definisi besaran vektor,</li>
<li>Menguraikan sebuah vektor menjadi dua komponen saling tegak lurus dan sebidang, </li>
<li>Menjumlahkan dua vektor sejajar dan vektor tegak lurus, </li>
<li>Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan metode jajaran genjang, </li>
<li>Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan metode poligon,</li>
<li>Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan metode analitis, </li>
</ol>
Menghitung hasil perkalian dua buah vektor (pengayaan). Pernahkah kalian berpikir bahwa aktivitas kita sehari-hari banyak melibatkan vektor? Contohnya pada saat parkir mobil. Seorang tukang parkir memberi abaaba, “kiri...kiri”, artinya bergeraklah (perpindahan) dengan jarak tertentu ke arah kiri. Atau pada saat mundur. Tukang parkir berkata “terus...terus”. <div>
<br /></div>
<div>
Aba-aba ini dapat berarti berilah kecepatan yang besarnya tetap dengan arah ke belakang. Contoh yang lain adalah mendorong benda dengan gaya tertentu. Misalnya ada meja yang berada di tengah aula. Kemudian Andi diminta bapak guru untuk mendorong meja dengan gaya tertentu. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dapatkah Andi melakukannya dengan benar? Bisa jadi ada kesalahan. Supaya Andi dapat mendorong dengan benar maka sebaiknya harus ditunjukkan arahnya, misalnya dorong ke kanan dan meja dapat berpindah sesuai keinginan bapak guru. Beberapa contoh besaran di atas selalu melibatkan nilai besaran itu dan butuh arah yang tepat. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Besaran yang memiliki sifat seperti inilah yang disebut besaran vektor. </div>
<div>
<br /></div>
<h3 style="text-align: left;">
1. Penjelasan Besaran Skalar dan Vektor </h3>
<div>
Di dalam ilmu dikenal banyak sekali besa ran. Masih ingat ada berapakah jenis besaran menurut satuannya? Tentu masih karena baru saja kalian pelajari bab pertama buku ini, yaitu ada dua : besaran pokok dan besaran turunan. Besaran juga dapat kalian bagi berdasarkan nilai dan arahnya. Berdasarkan nilai dan arahnya seperti contoh anak mendorong meja di atas, besaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran vektor dan besaran skalar. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Besaran ini selain dipengaruhi nilainya juga akan dipengaruhi oleh arahnya. Contoh besaran ini adalah perpindahan. Ali berpindah 2 meter. Pernyataan ini kurang lengkap, yang lebih lengkap adalah Ali berpindah 2 meter ke kanan. Nilai perpindahannya 2 meter dan arahnya ke kanan. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Contoh besaran vektor yang lain adalah kecepatan, gaya dan momentum. Besaran skalar adalah besaran yang memiliki nilai saja. Contoh besaran skalar adalah massa. Perlukah kalian menimbang massa benda untuk mencari arah massa itu? Tentu tidak. Menimbang massa hanya dihasilkan nilai saja misalnya massa kalian 60 kg, berarti nilai massa itu 60 kg dan tidak memiliki arah. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Contoh besaran skalar yang lain adalah jarak, waktu, volume dan energi. </div>
<div>
<br /></div>
<h3 style="text-align: left;">
2. Penggambaran Vektor </h3>
<div>
Untuk menulis suatu besaran vektor dapat langsung menyebutkan nilai dan arahnya, misalnya gaya F = 20 N ke kanan, kecepatannya v = 100 km/jam ke utara dan berpindah sejauh 5 m ke barat. Tetapi untuk mempermudah pemahaman dan analisa, besaran vektor dapat diwakili dengan gambar yang berlaku secara universal yaitu gambar anak panah.</div>
<div>
<br /></div>
Anak panah dapat memberikan dua sifat yang dimiliki oleh vektor. Panjang anak panah menggambarkan nilai vektor sedangkan arah anak panah menggambarkan arah vektornya. Perhatikan contohnya pada Gambar 2.2! Gaya F1 besarnya 1 N arahnya ke kanan. Dengan acuan F1 dapat ditentukan F2, yaitu besarnya 3 N arahnya ke kanan, karena panjang F2 = 3 kali F1 dan arahnya sama. <div>
</div>
<div>
<br /></div>
<h3 style="text-align: left;">
3. Penguraian Vektor</h3>
Coba kalian perhatikan sebuah balok bermassa m yang ditarik gaya F yang membentuk sudut α terhadap horisontal seperti pada Gambar 2.4(a) di bawah ini.<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9D9qcWQjzl5H0LAipoI5AAsns1oIHNaMtIDveJek0wN5nVwOn1CnWDH8Dt4AC8oDCJSLrXObqns-p4FNPijFpn1Pl6iljQ8BLLGosgsWTeRVVfXYZCE0EuUDUr_TCazb1x-SPlJiX04BE/s1600/Penguraian+Vektor.PNG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Persamaan penguraian vektor" border="0" data-original-height="303" data-original-width="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9D9qcWQjzl5H0LAipoI5AAsns1oIHNaMtIDveJek0wN5nVwOn1CnWDH8Dt4AC8oDCJSLrXObqns-p4FNPijFpn1Pl6iljQ8BLLGosgsWTeRVVfXYZCE0EuUDUr_TCazb1x-SPlJiX04BE/s1600/Penguraian+Vektor.PNG" title="Persamaan penguraian vektor" /></a></div>
<div>
Jika lantainya licin maka kemanakah balok akan bergerak? Tentu kalian langsung dapat memprediksikannya, yaitu ke kanan. Tetapi dapat ditanya kembali, mengapa dapat bergerak seperti itu? Gaya F merupakan besaran vektor. Vektor F ini dapat diproyeksikan ke arah horisontal FX dan ke arah vertikal FY seperti pada Gambar 2.4(b). </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika FY lebih kecil dibanding berat benda dan lantai licin maka balok akan bergerak searah FX yaitu arah horisontal ke kanan. Contoh kejadian di atas ternyata berlaku umum untuk vektor. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setiap vektor dapat diuraikan menjadi dua komponen yang saling tegak lurus. Komponen-komponen penguraian vektor ini disebut juga proyeksi vektor. Besar komponen atau proyeksi vektor ini memenuhi perbandingan trigonometri seperti persamaan berikut.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Perhatikan persamaan di bawah ini:</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpcHhPmBHmbTqxkbNsevwSaDKbX2TnDiHP9RM4UC-JbJP8XpEt0aPh1UXq_vOOlYq3vQ78RLWx_J69FbpQ5LutPziROZyxf0619Ki2qeuDMQNxGZfllZZsxZ7GMxk3uyy1tHglMLfxl8Vd/s1600/persamaan+1.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Persamaan penguraian vektor" border="0" data-original-height="78" data-original-width="347" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpcHhPmBHmbTqxkbNsevwSaDKbX2TnDiHP9RM4UC-JbJP8XpEt0aPh1UXq_vOOlYq3vQ78RLWx_J69FbpQ5LutPziROZyxf0619Ki2qeuDMQNxGZfllZZsxZ7GMxk3uyy1tHglMLfxl8Vd/s1600/persamaan+1.PNG" title="Persamaan penguraian vektor" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Persamaan penguraian vektor</td></tr>
</tbody></table>
Jika diketahui dua komponen vektornya maka vektor yang diproyeksikan itu juga dapat ditentukan yaitu memenuhi dalil Pythagoras. Persamaannya sebagai berikut. <div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIj0tBflRNWpEYQ5MsAAs-xO4Ai4jo9faMkhtU7cFFa83ZsyxnORoG61yT8XFKDpQsO-IhnYHhA0gaucz3ijcOKGJas0EACIjFmuNksQT9SfnEj5cWM4AbyPtlA-8kWxB1nANPNYbF8RCt/s1600/persamaan+2.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Persamaan penguraian vektor" border="0" data-original-height="52" data-original-width="338" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIj0tBflRNWpEYQ5MsAAs-xO4Ai4jo9faMkhtU7cFFa83ZsyxnORoG61yT8XFKDpQsO-IhnYHhA0gaucz3ijcOKGJas0EACIjFmuNksQT9SfnEj5cWM4AbyPtlA-8kWxB1nANPNYbF8RCt/s1600/persamaan+2.PNG" title="Persamaan penguraian vektor" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Persamaan penguraian vektor</td></tr>
</tbody></table>
Apakah kalian bisa memahami penjelasan di atas, persamaan 2.1 dan persamaan 2.2? Untuk memahami penggunaan persamaan 2.1 dapat kalian cermati penjelasan tambahan berikut.<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhZzWOx5hVaau7bYCicThzVLUfEX38rUK9aj3-UNB1CdUGT2eanJSVmQwntjG2Aehd23hHptQ4OiBatAkzqKd-HNDdaZDqQ5PLZUysAoI-wNnxMW1j9cBXRpDNSVkVUYUvnBch3f0DKqSJ/s1600/persamaan+3.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Penjelasan penguraian vektor" border="0" data-original-height="380" data-original-width="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhZzWOx5hVaau7bYCicThzVLUfEX38rUK9aj3-UNB1CdUGT2eanJSVmQwntjG2Aehd23hHptQ4OiBatAkzqKd-HNDdaZDqQ5PLZUysAoI-wNnxMW1j9cBXRpDNSVkVUYUvnBch3f0DKqSJ/s1600/persamaan+3.PNG" title="Penjelasan penguraian vektor" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penjelasan penguraian vektor</td></tr>
</tbody></table>
Perhatikan contoh di bawah ini, dan diskusikan dengan teman-teman di Sekolah.!<div>
<br /></div>
<div>
Sebuah perahu bergerak dengan kecepatan v = 0,5 m/s dengan arah seperti Gambar 2.5(a). Jika airnya relatif tidak bergerak maka tentukan proyeksi kecepatan perahu pada arah utara dan timur!<br /><div>
<br /></div>
<div>
Jawab:</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Secara sederhana, berikut pola gambar dari soal di atas.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKMpF_EIoOy06mEmCML6h6YdKMFsveIxDnVSEo02XpyHXWGmNVNJvMQr_5a8Kc7zsjwFc6zqaaGGc-TPisr4A5XKqnkH_97M0oAkrMZcgo1tEHMrAmxXXu7tPZTbOGqErgk90YA7_KnLRB/s1600/soal.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Penjelasan gambar soal vektor" border="0" data-original-height="126" data-original-width="343" height="233" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKMpF_EIoOy06mEmCML6h6YdKMFsveIxDnVSEo02XpyHXWGmNVNJvMQr_5a8Kc7zsjwFc6zqaaGGc-TPisr4A5XKqnkH_97M0oAkrMZcgo1tEHMrAmxXXu7tPZTbOGqErgk90YA7_KnLRB/s640/soal.PNG" title="Penjelasan gambar soal vektor" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penjelasan gambar soal vektor</td></tr>
</tbody></table>
Penyelesaian Proyeksi kecepatan perahu dapat dilihat seperti pada Gambar 2.5(b). Sesuai persamaan 2.1, maka besarnya proyeksi kecepatan itu dapat memenuhi perhitungan berikut.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Berikut ini adalah jawabnnya:</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDhqy3W6k2hnlJjIQVKsXaMtFb4Muq69547qZcg5OWnF-_RDGwfqsvUPvh49N6OTEPygfvZPWSxucKKf-DVpVMY6xkJefSSrquiB6n2PQfK-izw6umbLhxuh3eBv5STjBm7lXaXoW6pTn5/s1600/soal+jawab.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Jawaban pembahasan soal-soal vektor" border="0" data-original-height="106" data-original-width="200" height="169" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDhqy3W6k2hnlJjIQVKsXaMtFb4Muq69547qZcg5OWnF-_RDGwfqsvUPvh49N6OTEPygfvZPWSxucKKf-DVpVMY6xkJefSSrquiB6n2PQfK-izw6umbLhxuh3eBv5STjBm7lXaXoW6pTn5/s320/soal+jawab.PNG" title="Jawaban pembahasan soal-soal vektor" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /> Demikian sekilas informasi mengenai <b>Pengertian dan Penjelasan Besaran Vektor dalam Berbagai Soal Serta Pembahasannya. </b>Semoga bermanfaat, salam.</div>
</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-28795550640110417922018-07-31T02:29:00.001-07:002018-09-17T19:01:55.788-07:00Pengertian Dimensi Besaran dan Penggunaanya dalam Fisika<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvIeqaCFNQC1-9XG1iXjlNEpIIvxMZcWh8pq_Z1tRDXuMBGWgmC08GzmQuJV9sNfu-4dQbYBh5glKA4D_3PlO1uNMPd1tG3GQt4JQqwtLHmBAZA4gnwMX2oiYhYa65NYbJ2aNs5f6SRXmB/s1600/Dimensi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Pengertian Dimensi Besaran dan Penggunaanya dalam Fisika" border="0" data-original-height="215" data-original-width="500" height="274" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvIeqaCFNQC1-9XG1iXjlNEpIIvxMZcWh8pq_Z1tRDXuMBGWgmC08GzmQuJV9sNfu-4dQbYBh5glKA4D_3PlO1uNMPd1tG3GQt4JQqwtLHmBAZA4gnwMX2oiYhYa65NYbJ2aNs5f6SRXmB/s640/Dimensi.jpg" title="Pengertian Dimensi Besaran dan Penggunaanya dalam Fisika" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pengertian Dimensi Besaran dan Penggunaanya dalam Fisika</td></tr>
</tbody></table>
<b>Pengertian Dimensi Besaran dan Penggunaanya dalam Fisika - </b>Apakah kalian sudah mengetahui apa yang dinamakan dimensi? Untuk memahaminya kalian dapat mencermati pertanyaan berikut. Digolongkan dalam besaran apakah besaran gaya itu? Materi kita kali ini melanjutkan materi <a href="https://fisifusi.blogspot.com/2017/10/pengukuran-dan-besaran-fisika-materi-sma-kelas-x.html" target="_blank">besaran dan pengukuran</a> Fisika yang telah kita bahas sebelumnya.<br />
<br />
Tentu kalian menjawab besaran turunan. Diturunkan dari besaran pokok apa saja gaya itu? Jika kalian cermati kembali contoh yang sudah saya sampaikan sebelumnya, maka kalian akan mengetahui satuan gaya yaitu kg.m.s-2.<br />
<br />
Dari satuan ini dapat ditentukan besaran-besaran pokoknya yaitu massa, panjang dan dua besaran waktu. Penggambaran suatu besaran turunan tentang besaran-besaran pokok penyusunnya seperti di atas dinamakan dimensi. Dimensi dari tujuh besaran pokok telah disusun dan digunakan sebagai dasar dimensi besaran turunan. <br />
<br />
Menentukan dimensi suatu besaran turunan dapat ditentukan dari satuannya, tentunya dapat dilakukan dengan mengetahui persamaan yang ada.<br />
<br />
Misalkan saja Anda ingin mencari dimensi dari Luas.Maka luas merupakan hasil perkalian dari besaran pokok panjang dengan panjang. Kita tahu, bahwa satuan panjang adalah meter dan dimensinya L. Maka, dimensi dari luas adalah <b>[L] kuadrat. </b>Hal ini bisa Anda terapkan pula ketika ingin menentukan besarnya dimensi dari besaran pokok lain, misalnya Gaya.<br />
<br />
Gaya merupakan hasil dari perkalian massa dan percepatan. Sedangkan percepatan sendiri adalah perubahan kecepatan terhadap waktu. Dari situ, Anda akan menemukan dimensi penyusun dari tiap bagian sehingga ketemu dimensi yang ditanyakan (gaya).<br />
<br />
Maka,<br />
<blockquote class="tr_bq">
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi</blockquote>
Untuk lebih jelasnya, gambar di bawah ini adalah contoh dimensi dalam fisika:<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFMPQH1bEiuPz2ijWB042XFWlM2txPfZdfM69l3ikoGgRsmOMq0CrHQGmaRajZUD9jIymTvuy22UH2OBMfzTrhK8ZnL0sNF0F5_lmpcR5ZaevCM5aW_KMOvfzDohx0WHSRmlvOT2dkSpQ1/s1600/Dimensi.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Contoh dimensi dalam fisika" border="0" data-original-height="242" data-original-width="432" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFMPQH1bEiuPz2ijWB042XFWlM2txPfZdfM69l3ikoGgRsmOMq0CrHQGmaRajZUD9jIymTvuy22UH2OBMfzTrhK8ZnL0sNF0F5_lmpcR5ZaevCM5aW_KMOvfzDohx0WHSRmlvOT2dkSpQ1/s400/Dimensi.PNG" title="Contoh dimensi dalam fisika" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Contoh dimensi dalam fisika</td></tr>
</tbody></table>
Berdasarkan gambar tabel di atas, Anda dapat mencari dimensi suatu besaran yang lain dengan cara mengerjakan seperti pada perhitungan biasa. Untuk penulisan perkalian pada dimensi, biasa ditulis dengan tanda pangkat positif dan untuk pembagian biasa ditulis dengan tanda pangkat negatif.<br />
<br />
Setidaknya menurut saya Anda sudah memperoleh gambaran secara jelas.<br />
<br />
<h3 style="text-align: left;">
Manfaat Dimensi</h3>
<div>
Jika kalian memahami dimensi dengan seksama maka kalian akan menemukan suatu manfaat dari dimensi. Manfaat itu diantaranya adalah seperti berikut. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
(1) Dimensi dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu persamaan. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dalam ilmu fisika banyak dibantu dengan bentuk-bentuk penjelasan sederhana berupa persamaan fisika. Bagaimanakah cara kalian membuktikan kebenarannya? Salah satu caranya adalah dengan analisa dimensional. Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan, dengan cara memerhatikan dimensi besaran tersebut.<br />
<br />
Perhatikan contoh penerapan analisis demensional di bawah ini:<br />
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0iABIQEGgZ7TIJL_Ej0MgxmnbsF6llnoVl5ANkf9trRxOzGWWK11kkvrROmVGMwxfv5KPepnIHqEvvCQ4gh-AQsjeLigHC35DiyiGhx_0K_TiV-htNbrghq8W_OIHv0i4EE2VpNScY1DF/s1600/Contoh+dimensi.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="contoh penerapan analisis demensional " border="0" data-original-height="472" data-original-width="456" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0iABIQEGgZ7TIJL_Ej0MgxmnbsF6llnoVl5ANkf9trRxOzGWWK11kkvrROmVGMwxfv5KPepnIHqEvvCQ4gh-AQsjeLigHC35DiyiGhx_0K_TiV-htNbrghq8W_OIHv0i4EE2VpNScY1DF/s400/Contoh+dimensi.PNG" title="contoh penerapan analisis demensional " width="386" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">contoh penerapan analisis demensional </td></tr>
</tbody></table>
<div>
(2) Dimensi dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran dari besaran-besaran yang mempengaruhinya. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk membuktikan suatu hukum-hukum fisika dapat dilakukan prediksi-prediksi dari besaran yang mempengaruhi. Dari besaran-besaran yang berpengaruh ini dapat ditentukan persamaannya dengan analisa dimensional. Bahkan hubungan antar besaran dari sebuah eksperimen dapat ditindak lanjuti dengan analisa ini.<br />
<br />
Perhatikan penerapannya di bawah ini:<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpqRSHdwWsL1vkOY6qmDW6l37eBAi6fVl_O7IQJD0VFlpz1U_MxT_yhyWvkIWetansdZn07qe4ZJsJSLQtzBgAPA4nQc5Kkivpjsle1dBN7ENW2E6RTzPpFhMIgM9TUWN3ij3rnWZrLRSh/s1600/Kesetaraan+dimensi.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Dimensi dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran" border="0" data-original-height="349" data-original-width="459" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpqRSHdwWsL1vkOY6qmDW6l37eBAi6fVl_O7IQJD0VFlpz1U_MxT_yhyWvkIWetansdZn07qe4ZJsJSLQtzBgAPA4nQc5Kkivpjsle1dBN7ENW2E6RTzPpFhMIgM9TUWN3ij3rnWZrLRSh/s400/Kesetaraan+dimensi.PNG" title="Dimensi dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Contoh Dimensi dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran</td></tr>
</tbody></table>
Demikian sekilas informasi mengenai <b>Pengertian Dimensi Besaran dan Penggunaanya dalam Fisika. </b>Jika ada kata-kata dari penjelasan saya yang belum jelas, silakan disampaikan untuk kita diskusikan kembali njeh. Jangan lupa share dan salam sukses untuk kita bersama, salam.</div>
</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-55651266396396637762017-11-14T21:06:00.002-08:002017-11-14T21:12:03.434-08:00Kumpulan Soal Detik-detik UNBK Fisika SMA/SMK 2018 Pengukuran<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Kumpulan Soal-soal Latihan Detik-detik UNBK Fisika SMA/SMK 2018</b><br />
<b><br /></b>
Berikut ini adalah beberapa kumpulan soal-soal latihan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) yang bisa Anda gunakan untuk mengasah kemampuan mengerjakan soal Fisika SMA SMK 2018. Soal-soal ini dirangkum dan dibuat guna mensukseskan Ujian Naional SMA SMK dengan materi pokok <a href="https://fisifusi.blogspot.co.id/2017/10/pengukuran-dan-besaran-fisika-materi-sma-kelas-x.html" target="_blank">Pengukuran</a>.<br />
<br />
Nah, untuk memeperdalam pengetahuan Anda dalam mengerjakan soal-soal di bawah ini, silakan gunakan alat bantu maupun dengan menggunakan metode <i>inquiry learning.</i><br />
<i><br /></i>
Baca juga: <a href="https://fisifusi.blogspot.co.id/2017/09/soal-kingdom-animalia-dan-pembahasannya.html" target="_blank">60+ Soal Kingdom Animalia dan Pembahasannya-Latihan UN SBMPTN Terbaru</a><br />
<br />
1. Sebuah mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter uang logam dan hasil pengukurannya seperti pada gambar. Hasil pengukurannya adalah ....<br />
a. 2,07 mm <br />
b. 2,50 mm <br />
c. 2,70 mm<br />
d. 2,17 mm <br />
e. 2,57 mm<br />
<br />
2. Pada gambar terlihat hasil pengukuran panjang silinder logam dengan menggunakan jangka sorong.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ1jDNNrulUOa58PUeQHLWmNto3ua8870GBaTNVl4PL1QDljZxZJrIF0lyq20RhQDUYB-aLNMWNtETZt4ygx2xXECg-DpWcXOqsb4YC1VPhyphenhyphenD1RXqsaR78lFaYbTZmEOg7QGg_z9aS2s3l/s1600/2.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="pengukuran panjang silinder logam dengan menggunakan jangka sorong" border="0" data-original-height="149" data-original-width="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ1jDNNrulUOa58PUeQHLWmNto3ua8870GBaTNVl4PL1QDljZxZJrIF0lyq20RhQDUYB-aLNMWNtETZt4ygx2xXECg-DpWcXOqsb4YC1VPhyphenhyphenD1RXqsaR78lFaYbTZmEOg7QGg_z9aS2s3l/s1600/2.PNG" title="pengukuran panjang silinder logam dengan menggunakan jangka sorong" /></a></div>
<div>
Panjang silinder logam tersebut adalah….</div>
<div>
a. 4,10 cm<br />
b. 4,12 cm<br />
c. 4,13 cm<br />
d. 4,15 cm<br />
e. 4,16 cm<br />
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
3. Kegiatan di bawah ini yang merupakan kegiatan pengukuran adalah .....</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div>
a. Arman menghitung jumlah uang yang ada di dompetnya<br />
b. Rudi menghitung banyak mobil yang melewati jalan raya<br />
c. Jono menentukan panjang meja menggunakan mistar<br />
d. Sari menghitung banyak halaman buku fisika<br />
e. Rima menghitung banyak kelerengnya.<br />
<br />
4. Seorang siswa mengukur diameter kawat dengan mikrometer terukur 0,68 mm. Panjang kawat diukur dengan jangka sorong terukur 10,24 cm. Volume kawat tersebut adalah ....<br />
a. 0,03717 cm3<br />
b. 0,0372 cm3<br />
c. 0,037 cm3<br />
d. 0,040 cm3<br />
e. 0,04 cm3<br />
<br />
5. Dalam percobaan menentukan massa benda dengan menggunakan neraca Ohauss, di dapat data seperti yang ditunjukkan gambar berikut:<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjTVYnJb3GQNgUTQ7rqaCzMPTFldSKJL1UsZiPoKLXy9iKg4VGxctNbHRHUzdc3rX0TwEN8IwEMzUSXMdbDKOsxMmE5DSfSzCCazkZiesyq2Vz-NkfY4DTU8QgXQnPqK_ENTbTPNyQwIwh/s1600/5.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img alt="menentukan massa benda dengan menggunakan neraca Ohauss" border="0" data-original-height="180" data-original-width="444" height="161" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjTVYnJb3GQNgUTQ7rqaCzMPTFldSKJL1UsZiPoKLXy9iKg4VGxctNbHRHUzdc3rX0TwEN8IwEMzUSXMdbDKOsxMmE5DSfSzCCazkZiesyq2Vz-NkfY4DTU8QgXQnPqK_ENTbTPNyQwIwh/s400/5.PNG" title="menentukan massa benda dengan menggunakan neraca Ohauss" width="400" /></a><br />
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa benda yang diukur memiliki massa ....<br />
a. 753,4 gram<br />
b. 735,4 gram<br />
c. 573,4 gram<br />
d. 537,4 gram<br />
e. 375,4 gram<br />
<br />
<br />
6. Perhatikan hasil timbangan dengan neraca Ohauss tiga lengan berikut :<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiQXg2K120Oec7HKB41D2f4odGbOCgHu_wcrfQO2wepU_-UqEgzH1j7jpGIWGmcXlmoIbCLT0X3qUOZbvze8mWnQH41L9K6XUHxR6DzDtB0vRFvnBeUDrb3YfvjtytYxKZzdiix_0UAk6b/s1600/6.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="hasil timbangan dengan neraca Ohauss tiga lengan" border="0" data-original-height="209" data-original-width="346" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiQXg2K120Oec7HKB41D2f4odGbOCgHu_wcrfQO2wepU_-UqEgzH1j7jpGIWGmcXlmoIbCLT0X3qUOZbvze8mWnQH41L9K6XUHxR6DzDtB0vRFvnBeUDrb3YfvjtytYxKZzdiix_0UAk6b/s320/6.PNG" title="hasil timbangan dengan neraca Ohauss tiga lengan" width="320" /></a></div>
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa benda yang diukur memiliki massa ....<br />
a. 546,6 gram<br />
b. 464,5 gram<br />
c. 456,5 gram<br />
d. 364,5 gram<br />
e. 346,5 gram<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
7. Sebuah mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter uang logam dan hasil pengukurannya seperti pada gambar.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjruJ7Hhs7K9OxIXqtH4TKciD0xelf02GtxcWlHwRS6O6CGYQPdpxQNbHs41oNa0DxXqYcCSTaZC7qeV4URcro_SrT9CXQ2QjZ6a-GBdQmb4QaOmnJOiHs9JYmj7uwL_JESQ4AwwCO_w3fs/s1600/7.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="88" data-original-width="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjruJ7Hhs7K9OxIXqtH4TKciD0xelf02GtxcWlHwRS6O6CGYQPdpxQNbHs41oNa0DxXqYcCSTaZC7qeV4URcro_SrT9CXQ2QjZ6a-GBdQmb4QaOmnJOiHs9JYmj7uwL_JESQ4AwwCO_w3fs/s1600/7.PNG" /></a></div>
Hasil pengukurannya adalah .....<br />
a. 2,07 mm<br />
b. 2,17 mm<br />
c. 2,50 mm<br />
d. 2,57 mm<br />
e. 2,70 mm <br />
<br />
8. Sebuah benda ketebalannya diukur dengan mikrometer sekrup seperti gambar berikut.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs6gNJ99Av2psBSSO2Yp6GH0RVCXnUyQzmqEqbZWvvqoyCHCt8u3DEF9EDxpxDnOh8D8X7yCNkEr7e5HD_N0OdxoZbbpsZVLM68i0iKsJ-E6ZXzZMfy9r66hbWmM5FYqL-T9cM72fyPZh9/s1600/8.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="111" data-original-width="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs6gNJ99Av2psBSSO2Yp6GH0RVCXnUyQzmqEqbZWvvqoyCHCt8u3DEF9EDxpxDnOh8D8X7yCNkEr7e5HD_N0OdxoZbbpsZVLM68i0iKsJ-E6ZXzZMfy9r66hbWmM5FYqL-T9cM72fyPZh9/s1600/8.PNG" /></a><br />
Hasil pengukuran ketebalan benda adalah ...<br />
a. 2,97 mm<br />
b. 2,47 mm<br />
c. 2,03 mm<br />
d. 1,97 mm<br />
e. 1,47 mm <br />
<br />
<br />
9. <img src="file:///C:/Users/JK/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image021.gif" />Diameter sebuah kelereng diukur dengan jangka sorong seperti pada gambar berikut.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV0E97GUFU5P8m2lAjtyAs8MigbD77biBt6htC7pjkpeMIiUBpwMMbaXlVRvO5CVshEzQCd_o67gLRJ9gl4NOdv2NqMXnkXu1_rpacysI3b9P0UO4oYl453P6Ds6BHpIo2tXWS60J08C4i/s1600/10.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="84" data-original-width="214" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV0E97GUFU5P8m2lAjtyAs8MigbD77biBt6htC7pjkpeMIiUBpwMMbaXlVRvO5CVshEzQCd_o67gLRJ9gl4NOdv2NqMXnkXu1_rpacysI3b9P0UO4oYl453P6Ds6BHpIo2tXWS60J08C4i/s320/10.PNG" width="320" /></a><br />
Hasil pengukuran diameter kelereng di atas adalah ….<br />
a. 5,70 cm<br />
b. 5,76 cm <br />
c. 5,86 cm <br />
d. 6,30 cm <br />
e. 5,75 cm<br />
<br />
<div>
10. Diameter sebuah kelereng diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti pada gambar di bawah ini :<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1iYisC-wQpQdZ9ewaKUh-l_kBA6icneIBIe78BjfMcVaUQvdDjArdQCin-xQn9NyOotbJ9OYPT7jrzp70DKIpaeHcNuXIQym1Xh4BJELYi2C_aJ_unKKpPtv0VpkvQ-5adsXhYNubWGub/s1600/11.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="87" data-original-width="207" height="134" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1iYisC-wQpQdZ9ewaKUh-l_kBA6icneIBIe78BjfMcVaUQvdDjArdQCin-xQn9NyOotbJ9OYPT7jrzp70DKIpaeHcNuXIQym1Xh4BJELYi2C_aJ_unKKpPtv0VpkvQ-5adsXhYNubWGub/s320/11.PNG" width="320" /></a></div>
Diameter kelereng tersebut adalah ..<br />
a. 5,40 cm<br />
b. 5,43 cm<br />
c. 5,73 cm<br />
d. 5,76 cm<br />
e. 5,80 cm<br />
<br />
<br />
<br />
11. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanak berbentuk persegi panjang 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah tersebut menurut aturan angka penting adalah .....<br />
a. 191,875 m2<br />
b. 191,88 m2<br />
c. 191,8 7m2<br />
d. 191,9 m2<br />
e. 192 m2<br />
<br />
12. Hasil pengurangan dari 825,16 gram – 515 gram berdasarkan aturan angka penting adalah ....<br />
a. 3,1 gram<br />
b. 31,02 gram<br />
c. 310 gram<br />
d. 310,16 gram<br />
e. 310,2 gram<br />
<br />
13. Aksin melakukan pengukuran alas dan tinggi sebuah segitiga. Jika hasil pengukuran alas 9,25 cm dan tinggi 2,5 cm, luas segitiga tersebut sesuai aturan angka penting adalah ....<br />
a. 23,125 cm2<br />
b. 23,125 cm2<br />
c. 23,125 cm2<br />
d. 23,125 cm2<br />
e. 23,125 cm2<br />
<br />
Demikian sekilas informasi mengenai <b>Kumpulan Soal-soal Latihan Detik-detik UNBK Fisika SMA/SMK 2018. </b>Semoga menambah bank soal Anda sekalian, salam.</div>
</div>
</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-64512484137448216512017-10-29T22:20:00.002-07:002018-07-31T02:30:23.472-07:00Pengukuran dan Besaran Fisika Materi SMA Kelas X SMA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Pengertian Besaran, Dimensi, dan Pengukuran dalam Fisika -</b> Dalam belajar fisika kalian akan selalu berhubungan dengan <b>pengukuran, besaran dan satuan.</b> Sudah tahukah kalian dengan apa yang dinamakan pengukuran, besaran dan satuan itu? Pada bab pertama fisika inilah kalian dapat belajar banyak tentang pengertian-pengertian tersebut dan harus dapat memanfaatkannya pada setiap belajar fisika.<br />
<br />
Apakah kalian sudah mengerti apa sebenarnya mengukur itu? Apakah manfaat mengukur? Dan bagaimana caranya?<br />
Pengukuran merupakan proses mengukur. Sedangkan mengukur didefinisikan sebagai kegiatan untuk membandingkan suatu besaran dengan besaran standart yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Dari pengertian ini dapat diturunkan pengertian berikutnya yaitu besaran dan satuan. Besaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang didapat dari hasil pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk angka dan satuannya.<br />
<br />
Dari penjelasan di atas dapat terlihat bahwa pengukuran, besaran dan satuan memiliki hubungan yang erat. Ketiganya selalu berkaitan. Pengukuran merupakan kegiatan atau aktivitasnya, besaran merupakan pokok permasalahan yang diukur sedangkan satuan merupakan pembanding (pengukurnya). Sebagai contoh Anita mengukur panjang celana. Besaran yang diukur adalah panjang dan satuan yang digunakan misalnya meter.<br />
<br />
Seberapa besarkah massa tubuh Anda, 40 kg, 60 kg, atau 80 kg? Bagaimana Anda dapat mengetahui massa Anda tersebut? Anda dapat mengetahui massa Anda tersebut dengan cara mengukur massa tubuh Anda dengan menggunakan timbangan badan. Timbangan badan atau neraca adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur massa suatu benda.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Dalam kehidupan sehari-hari, selain neraca, banyak sekali alat ukur yang dapat membantu Anda untuk mengetahui besaran yang Anda ukur. Ketika ingin mengukur tinggi badan Anda, mistar atau meteran pita dapat Anda gunakan. Ketika suhu tubuh Anda panas, Anda dapat menggunakan termometer untuk mengetahui seberapa panas suhu tubuh Anda. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Demikian pula, ketika Anda ingin mengetahui berapa lama suatu peristiwa berlangsung, Anda dapat menggunakan jam atau stopwatch. Selain itu Anda pun dapat mengukur diameter sebuah benda dengan menggunakan jangka sorong atau mikrometer sekrup. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebenarnya, masih banyak alat ukur lainnya yang dapat Anda temukan. Dapatkah Anda menyebutkan dan menggunakannya? Supaya Anda lebih memahami cara mengukur besaran Fisika, seperti massa, panjang, dan waktu, pelajarilah bab ini dengan saksama.<br />
<br />
Dalam bidang fisika dan terapannya dikenal banyak sekali besaran dan satuannya. Misalnya panjang satuannya meter, massa satuannya kg, berat satuannya newton, kecepatan satuannya m/s dan kuat arus satuannya ampere. Pelajarilah lebih jauh tentang pengukuran, besaran dan satuan.<br />
<br />
Baca juga: <a href="https://fisifusi.blogspot.com/2016/05/sejarah-asal-muasal-ilmu-kimia.html" target="_blank">Sejarah Asal Muasal Ilmu Kimia</a><br />
<br />
<h3 style="text-align: left;">
Sistem Pengukuran dalam Kehidupan Sehari-hari</h3>
Di depan kalian telah dijelaskan tentang apa yang dimaksud dengan pengukuran. Dalam belajar fisika tidak bisa lepas dari pengukuran. Ada tiga hal penting yang berkaitan dengan pengukuran, yaitu: pengambilan data, pengolahan data dan penggunaan alat ukur.<br />
<br />
Ketiga hal ini dapat kalian cermati pada penjelasan berikut.<br />
<br />
<b>1. Pengambilan Data dan Angka Penting </b><br />
<br />
Pernahkah kalian melakukan kegiatan pengambilan data? Proses pengukuran hingga memperoleh data hasil pengukuran itulah yang dinamakan pengambilan data. Apakah hasil pengukuran dapat memperoleh nilai yang tepat?<br />
<blockquote class="tr_bq">
Proses pengukuran banyak terjadi kesalahan. Kesalahan bisa terjadi dari orang yang mengukur, alat ukur atau lingkungannya. Untuk memuat semua keadaan itu maka pada hasil pengukuran dikenal ada angka pasti dan angka taksiran. Gabungan kedua angka itu disebut angka penting. Angka penting adalah angka yang didapat dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran. Nilai setiap hasil pengukuran merupakan angka penting. </blockquote>
Seperti keterangan di atas angka penting terdiri dari dua bagian. Pertama angka pasti yaitu angka yang ditunjukkan pada skala alat ukur dengan nilai yang ada. Kedua angka taksiran yaitu angka hasil pengukuran yang diperoleh dengan memperkirakan nilainya. Nilai ini muncul karena yang terukur terletak diantara skala terkecil alat ukur. Dalam setiap pengukuran hanya diperbolehkan memberikan satu angka taksiran.<br />
<br />
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat dapat dilakukan langkah-langkah penghindaran kesalahan. Langkah-langkah itu diantaranya seperti berikut.<br />
<br />
<b>a. Memilih alat yang lebih peka </b><br />
<br />
Langkah pertama untuk melakukan pengukuran adalah memilih alat. Alat ukur suatu besaran bisa bermacam-macam. Contohnya alat ukur massa. Tentu kalian telah mengenalnya ada timbangan (untuk beras atau sejenisnya), neraca pegas, neraca O’hauss (di laboratorium) dan ada lagi neraca analitis (bisa digunakan menimbang emas). Semua alat ini memiliki kepekaan atau skala terkecil yang berbeda-beda.<br />
<br />
Untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat maka: pertama, pilihlah alat yang lebih peka (lebih teliti). Misalnya neraca analitis memiliki ketelitian yang tinggi hingga 1 mg. Kedua, pilihlah alat yang sesuai penggunaannya (misalnya neraca analisis untuk mengukur bendabenda kecil seperti massa emas).<br />
<br />
<b>b. Lakukan kalibrasi sebelum digunakan </b><br />
<br />
Kalibrasi biasa digunakan pada badan meteorologi dan geofisika. Misalnya untuk timbangan yang sudah cukup lama digunakan, perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi adalah peneraan kembali nilai-nilai pada alat ukur. Proses kalibrasi dapat juga dilakukan dalam lingkup yang kecil yaitu pada pengambilan data eksperimen di laboratorium. Sering sekali alat ukur yang digunakan memiliki keadaan awal yang tidak nol. Misalnya neraca pegas saat belum diberi beban, jarumnya sudah menunjukkan nilai tertentu (bukan nol). Keadaan alat seperti inilah yang perlu kalibrasi. Biasanya pada alat tersebut sudah ada bagian yang dapat membuat nol (normal).<br />
<br />
<b>c. Lakukan pengamatan dengan posisi yang tepat </b><br />
<br />
Lingkungan tempat pengukuran dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Misalnya banyaknya cahaya yang masuk. Gunakan cahaya yang cukup untuk pengukuran. Setelah lingkungannya mendukung maka untuk membaca skala pengukuran perlu posisi yang tepat. Posisi pembacaan yang tepat adalah pada arah yang lurus.<br />
<br />
<b>d. Tentukan angka taksiran yang tepat </b><br />
<br />
Semua hasil pengukuran merupakan angka penting. Seperti penjelasan di depan, bahwa angka penting memuat angka pasti dan satu angka taksiran. Angka taksiran inilah yang harus ditentukan dengan tepat. Lakukan pemilihan angka taksiran dengan pendekatan yang tepat. Angka taksiran ditentukan dari setengah skala terkecil. Dengan demikian angka penting juga dipengaruhi spesifikasi alat yang digunakan.<br />
<br />
Baca juga: <a href="https://fisifusi.blogspot.com/2016/01/ciri-pertumbuhan-dan-perkembangan-pada.html" target="_blank">Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia - Pelajaran IPA SMP Kelas VIII</a><br />
<br />
<b>2. Pengolahan Data Pengukuran</b><br />
<br />
Dalam fisika bertujuan untuk mendapatkan data. Apakah manfaat data yang diperoleh? Tentu kalian sudah mengetahui bahwa dari data tersebut dapat dipelajari sifat-sifat alam dari besaran yang sedang diukur. Dari data itu pula dapat dilakukan prediksi kejadian berikutnya.<br />
<br />
Dari penjelasan di atas dapat dilihat betapa pentingnya arti data hasil pengukuran. Namun perlu kalian ketahui bahwa untuk memenuhi pemanfaatannya data yang ada perlu dianalisa atau diolah. Metode pengolahan data sangat tergantung pada tujuan pengukuran (eksperimen) yang dilakukan.<br />
<br />
Sebagai contoh untuk kelas X SMA ini dapat dikenalkan tiga metode analisa data seperti berikut.<br />
<br />
<b>a. Metode generalisasi </b><br />
<br />
Pengukuran atau yang lebih luas bereksperimen fisika di tingkat SMA ada yang bertujuan untuk memahami konsep-konsep yang ada. Misalnya mempelajari sifat-sifat massa jenis air. Untuk mengetahui sifat itu maka dapat dilakukan pengukuran kemudian datanya diolah. Pengolahan data untuk tujuan ini tidak perlu rumit, cukup dari data yang ada dibuat simpulan yang berlaku umum.Salah satu metode untuk membuat simpulan masalah seperti ini adalah metode generalisasi.<br />
<br />
<b>b. Metode kesebandingan </b><br />
<br />
Tujuan pengukuran (eksperimen) yang utama adalah mencari hubungan antara besaran yang satu dengan besaran yang lain. Dari hubungan antar besaran ini dapat diketahui pengaruh antar besaran dan kemudian dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi kejadian berikutnya. Misalnya semakin besar massa balok besi maka semakin besar pula volume balok besi tersebut.<br />
<br />
Untuk memenuhi tujuan pengukuran di atas maka data yang diperoleh dapat dianalisa dengan cara membandingkan atau disebut metode kesebandingan. Dalam metode kesebandingan ini sebaiknya data diolah dengan menggunakan grafik. Untuk tingkat SMA ini dapat dipelajari dua bentuk kesebandingan yaitu <b>berbanding lurus dan berbanding terbalik</b>. Berbanding lurus Dua besaran yang berbanding lurus (sebanding) akan mengalami kenaikan atau penurunan dengan perbandingan yang sama.<br />
<br />
Berbanding terbalik Dua besaran akan memiliki hubungan berbanding terbalik jika besaran yang satu membesar maka besaran lain akan mengecil tetapi perkaliannya tetap.<br />
<br />
<b>c. Metode perhitungan statistik </b><br />
<br />
Dalam belajar fisika banyak ditemukan persamaanpersamaan, bahkan ada siswa yang mengatakan, fisika itu rumus. Apakah kalian termasuk siswa tersebut? Tentunya tidak karena kalian sudah tahu bahwa fisika tidak hanya belajar rumus tetapi bisa konsep-konsep lain tentang sifat alam. Rumus-rumus fisika merupakan bentuk singkat dari suatu konsep, hukum atau teori fisika.<br />
<br />
Salah satu pemanfaatan rumus fisika adalah untuk perhitungan dan pengukuran suatu besaran. Besaran-besaran fisika ada yang dapat diukur langsung dengan alat ukur tetapi ada pula yang tidak dapat diukur langsung. Besaran yang belum memiliki alat ukur inilah yang dapat diukur dengan besaran-besaran lain yang punya hubungan dalam suatu perumusan fisika. Contohnya mengukur massa jenis benda.<br />
<br />
Apakah pengukuran yang hanya dilakukan satu kali dapat memperoleh data yang akurat? Jawabnya tentu tidak. Kalian sudah mengetahui bahwa pada pengukuran banyak terjadi kesalahan. Untuk memperkecil kesalahan dapat dilakukan pengukuran berulang. Nilai besaran yang diukur dapat ditentukan dari nilai rata-ratanya. Perhitungan ini dinamakan perhitungan statistik.<br />
<br />
Nah, dari penjelasan yang begitu panjang di atas, silakan lakukan beberapa pengamatan di bawah ini.<br />
<br />
Amatilah tinggi badan teman Anda, apakah terlihat lebih tinggi atau lebih pendek daripada badan Anda? Anda dapat mengetahui jawabannya dengan membandingkan tinggi badan Anda dengan teman Anda. Akan tetapi, Anda akan mengalami kesulitan dalam menentukan secara tepat seberapa besar perbedaan tinggi yang ada pada Anda dan teman Anda. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dalam menentukan besarnya perbedaan ini, Anda tentunya membutuhkan alat bantu yang dapat memberikan solusinya dengan tepat. Dalam kasus ini, secara tidak langsung Anda telah melakukan suatu proses pengukuran. Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran disebut mengukur. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Alat bantu dalam proses pengukuran disebut alat ukur. Berikut ini akan dijelaskan proses pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur, antara lain alat ukur panjang (mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup), alat ukur massa, dan alat ukur waktu. </div>
<div>
<br /></div>
<b>1. Alat Ukur</b><br />
<div>
<br /></div>
<div>
Ketika Anda akan melakukan pengukuran suatu besaran Fisika, dibutuhkan alat ukur untuk membantu Anda mendapatkan data hasil pengukuran. Untuk mengukur panjang suatu benda, dapat menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer ulir (sekrup). Untuk mengukur massa suatu benda dapat menggunakan timbangan atau neraca. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Adapun untuk mengukur waktu, Anda dapat menggunakan jam atau stopwatch. Dapatkah Anda menyebutkan alat ukur lainnya selain alat ukur tersebut? </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Selain faktor alat ukur, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang akurat perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses pengukuran, kondisi lingkungan, dan orang yang melakukan pengukuran.</div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
<b>a. Mistar Ukur </b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala ukuran, yaitu skala utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah sentimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala terkecil pada mistar memiliki nilai 1 milimeter, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1. Jarak antara skala utama adalah 1 cm. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Di antara skala utama terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga satu skala terkecil memiliki nilai 1 cm 10 = 0,1 cm atau 1 mm. Mistar memiliki ketelitian atau ketidakpastian pengukuran sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm, yakni setengah dari nilai skala terkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut. Selain skala sentimeter (cm), terdapat juga skala lainnya pada mistar ukur. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tahukah Anda mengenai skala tersebut? Kapankah skala tersebut digunakan? </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>b. Jangka Sorong </b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pernahkah Anda melihat atau menggunakan alat ukur yang memiliki skala nonius? Salah satu alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapat menggunakan alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta kedalaman suatu benda yang akan diukur. Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skala utama, skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam, rahang pengatur garis tengah luar, dan pengukur kedalaman.<br />
<br />
Rahang pengatur garis tengah dalam dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam sebuah benda. Adapun rahang pengatur garis tengah bagian luar dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar sebuah benda.<br />
<br />
Coba Anda ukur panjang sebuah benda dengan menggunakan alat ukur ini. Ketika Anda menggunakan jangka sorong, Anda akan menemukan nilai skala terkecil pada alat ukur tersebut. Tahukah Anda apakah nilai skala terkecil itu?</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimNxKUrXJonbX29jE7r-71Uz8vlIQFHkg9fQoqTWL4-52bQgtqM-4X01tPbR7m0XDzGsJEhNgFnNKSSu-55H4OsQN0mPHKAjg43kivwxxnjmdaGtEKx88rabg54ovSkXjfuIdclJ3a-Dk8/s1600/jangk+sorong.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Jangka Sorong " border="0" data-original-height="203" data-original-width="570" height="141" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimNxKUrXJonbX29jE7r-71Uz8vlIQFHkg9fQoqTWL4-52bQgtqM-4X01tPbR7m0XDzGsJEhNgFnNKSSu-55H4OsQN0mPHKAjg43kivwxxnjmdaGtEKx88rabg54ovSkXjfuIdclJ3a-Dk8/s400/jangk+sorong.PNG" title="Jangka Sorong " width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cara Menggunakan Jangka Sorong</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan antara satu nilai skala utama dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka sorong pada Gambar 1.2, memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil dari jangka sorong tersebut adalah 1 mm 20 = 0,05 mm. Nilai ketidakpastian jangka sorong ini adalah setengah dari skala terkecil sehingga jika dituliskan secara matematis, diperoleh Δ= 0,5 x × 0,05 mm = 0,025 mm.</div>
<div>
<br /></div>
<b>b. Mikrometer Ulir (Sekrup) </b><br />
<div>
<br /></div>
<div>
Seperti halnya jangka sorong, mikrometer ulir (sekrup) terbagi ke dalam beberapa bagian, di antaranya landasan, poros, selubung dalam, selubung luar, roda bergerigi, kunci poros, dan bingkai (Gambar 1.3). Skala utama dan nonius terdapat dalam selubung bagian dalam dan selubung bagian luar.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLi9zcKPp7Kv02BpCayA2T3MzoZ6bH36mHUhkmj0JZOMGJy4JLmqPRnCkzVe95d7fRsth_syNJ1vwcyGP4xhfhA6ViwcaWVOFNW02adqsSrg4_NlJW50LH_kIY3Q_8c9igRshgfeqiwZrS/s1600/mikro.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><span style="color: black;"><img alt="Mikrometer Ulir (Sekrup) " border="0" data-original-height="244" data-original-width="525" height="148" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLi9zcKPp7Kv02BpCayA2T3MzoZ6bH36mHUhkmj0JZOMGJy4JLmqPRnCkzVe95d7fRsth_syNJ1vwcyGP4xhfhA6ViwcaWVOFNW02adqsSrg4_NlJW50LH_kIY3Q_8c9igRshgfeqiwZrS/s320/mikro.PNG" title="Mikrometer Ulir (Sekrup) " width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup</span></td></tr>
</tbody></table>
Selubung bagian luar adalah tempat skala nonius yang memiliki 50 bagian skala. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika Anda memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan diperoleh nilai 0,5 mm skala utama.<br />
<br />
Jika jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter benda, begitu pula dengan mikrometer sekrup. Menurut Anda, dari kedua alat ukur tersebut, manakah yang memiliki nilai keakuratan yang tinggi?<br />
<br />
<b>c. Stopwatch </b><br />
<div>
<br /></div>
<div>
Pernahkah Anda mengukur,berapa lama Anda berlari? Menggunakan apakah Anda mengukurnya? Banyak sekali macam dan jenis alat ukur waktu. Salah satu contohnya adalah stopwatch. Stopwatch merupakan alat pengukur waktu yang memiliki skala utama (detik) dan skala terkecil (milidetik). </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pada skala utama, terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga nilai satu skala terkecil yang dimiliki oleh stopwatch analog adalah 0,1 detik. Ketelitian atau ketidakpastian Stopwatch adalah 0,05 detik. Selain stopwatch analog, terdapat juga stopwatch digital. Menurut Anda samakah pengukuran stopwatch analog dengan stopwatch digital? Manakah yang lebih akurat?<br />
<br />
<b>e. Neraca</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mungkin Anda pernah menimbang sebuah telur dengan menggunakan timbangan atau membandingkan massa dua buah benda, dengan menggunakan kedua tangan Anda. Dalam hal ini Anda sedang melakukan pengukuran massa. Hanya saja alat yang digunakan berbeda. Terdapat banyak macam alat ukur massa, misalnya neraca ohaus, neraca pegas, dan timbangan. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setiap alat ukur massa memiliki cara pengukuran yang berbeda. Cobalah Anda ukur massa sebuah benda kemudian tuliskan cara mengukurnya.</div>
<h3 style="text-align: left;">
2. Pengukuran Tunggal dan Pengukuran Berulang </h3>
<div>
Dalam melakukan pengukuran, mungkin Anda pernah merasa bahwa dengan hanya sekali mengukur, data yang diperoleh sudah memiliki tingkat ketelitian yang cukup. Akan tetapi, adakalanya pengukuran tidak dapat dilakukan hanya sekali, melainkan berulang-ulang. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Oleh karena itu, pengukuran dibagi menjadi dua cara, yakni pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. a. Pengukuran Tunggal 1) Pengukuran tunggal menggunakan mistar Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketelitian pengukuran mistar adalah 0,5 mm. Setiap pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian sehingga nilai ini selalu diikutsertakan dalam hasil pengukuran.</div>
<div>
<br /></div>
Seperti yang Anda ketahui bahwa setiap alat ukur memiliki nilai tingkat ketelitian atau ketidakpastian. Nilai ketelitian yang dimiliki oleh jangka sorong adalah setengah dari nilai skala terkecil, yakni 0,025 mm atau 0,0025 cm.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Seperti halnya pengukuran tunggal menggunakan mistar, nilai di belakang koma pada nilai ketelitian harus sama dengan nilai di belakang koma pada nilai hasil pengukuran. Oleh karena itu, panjang logam dapat ditulis kembali menjadi 2,3600 cm. Panjang hasil pengukuran secara matematis dapat ditulis: A= (2,3600 + 0,0025) cm.<br />
<br />
<h4 style="text-align: left;">
Pengertian Angka Penting dan Penggunaanya dalam Pengukuran</h4>
Seperti penjelasan di depan, angka penting merupakan semua angka yang diperoleh dalam pengukuran. Namun setelah dituliskan kadang-kadang jumlah angka pentingnya jadi rancu. Contohnya panjang suatu benda terukur 3,2 cm. Nilai panjang ini dapat ditulis 0,032 m atau 320 mm. Dari penulisan ini timbul pertanyaan; berapakah jumlah angka penting panjang benda tersebut? </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk mengatasi kerancuan tersebut maka kalian perlu memperhatikan hal-hal penting berikut. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
1. Penulisan angka penting bertujuan untuk mengetahui ketelitian suatu pengukuran. Contohnya pengukuran panjang benda di atas. l = 3,2 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa pengukuran ini teliti hingga 1 desimal untuk centimeter (0,1 cm) dan angka pentingnya berjumlah </div>
<div>
<br /></div>
<div>
2. Misalnya lagi suatu pengukuran yang memperoleh t = 2,50 s. Hasil ini menunjukkan bahwa ketelitian alatnya sampai dua desimal (0,01 s) sehingga perlu menuliskan nilai 0 di belakang angka 5. Berarti memiliki 3 angka penting. 2. Penulisan hasil pengukuran sebaiknya menggunakan notasi ilmiah.</div>
<blockquote class="tr_bq">
Penulisan notasi ilmiah ini akan lebih bermanfaat lagi jika dilakukan perubahan satuan. Misalnya pengukuran panjang benda di atas l = 3,2 cm = 0,032 m. Perubahan satuan ini sebaiknya dalam bentuk l = 3,2.10-2 m. Penulisan ini tetap memiliki dua angka penting. Begitu pula dalam mm, l = 3,2.101 mm (2 angka penting). Dengan metode ini perubahan satuan tidak mengubah jumlah angka penting hasil pengukuran.</blockquote>
3. Semua angka bukan nol merupakan angka penting.<br />
<br />
Contohnya suatu pengukuran tebal benda memperoleh nilai d = 35,28 cm berarti nilai tersebut memiliki 4 angka penting.<br />
<br />
4. Untuk angka nol memiliki kriteria tersendiri yaitu:<br />
<br />
a). Angka nol diantara bukan nol termasuk angka penting<br />
b). Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting kecuali ada keterangan tertentu.<br />
c). Angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting.<br />
<br />
Contohnya: 3,023 gr = 4 angka penting 4,500 s = 3 angka penting 0,025 cm = 2 angka penting Mengapa kalian perlu mengetahui jumlah angka penting? Jumlah angka penting ini ternyata berkaitan erat dengan operasi angka penting. Operasi angka penting yang perlu dipelajari diantaranya penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.<br />
<br />
Dalam setiap operasi ini perlu mengetahui beberapa aturan berikut.<br />
(1) Operasi dua angka pasti hasilnya angka pasti.<br />
(2) Operasi yang melibatkan angka taksiran hasilnya merupakan angka taksiran.<br />
(3) Hasil operasi angka penting hanya diperbolehkan mengandung satu angka taksiran. Jika diperoleh lebih dari dua angka taksiran maka harus dilakukan pembulatan. Angka 4 ke bawah dihilangkan dan angka 5 ke atas dibulatkan ke atas.<br />
<br />
<b>Penggunaan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Menggunakan Angka Penting</b><br />
<b><br /></b>
Penjumlahan dan pengurangan Operasi penjumlahan dan pengurangan angka penting memiliki cara yang sama dengan operasi aljabar biasa. Hasilnya saja yang harus memenuhi aturan angka penting diantaranya hanya memiliki satu angka taksiran.<br />
<br />
<b>Perkalian dan Pembagian Menggunakan Angka Penting</b><br />
<b><br /></b>
Bagaimana dengan operasi perkalian dan pembagian angka penting? Sudahkah kalian memahami? Ternyata aturannya juga sesuai dengan operasi penjumlahan dan pengurangan. Namun ada sifat yang menarik pada operasi ini.<br />
<br />
Ternyata hasil akhir operasi perkalian itu memiliki jumlah angka penting yang sama dengan jumlah angka penting paling sedikit. Sifat perkalian ini akan berlaku pada operasi pembagian. Cobalah buktikan dengan membuat contoh sendiri.<br />
<div>
<br /></div>
<h3 style="text-align: left;">
Pengertian Besaran Fisika</h3>
<div>
Nah, dari penjelasan yang begitu menyenangkan di atas, mari kita lanjutkan dengan definisi besaran dan penggunaanya dalam setiap metode pengukuran.</div>
<div>
<br /></div>
Kalian telah belajar beberapa hal tentang pengukuran besaran, pengolahannya dan alat ukurannya, maka selanjutnya kalian perlu tahu tentang besaran dan hubungannya dengan satuan dan dimensinya. Dalam ilmu fisika setiap besaran akan memiliki satuan-satuan tertentu.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Berdasarkan satuannya tersebut, besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditentukan terlebih dahulu. Satuan besaran-besaran itu telah ditentukan sebagai acuan dari satuan besaranbesaran lain. Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang satuannya ditentukan dari penurunan satuan besaran-besaran pokok penyusunnya. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dalam ilmu fisika dikenal ada tujuh besaran pokok. Ketujuh besaran pokok, lambang dan satuannya dalam sistem Internasional (SI) dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_WFs2511XLwn6ylXRsFq-LneAfeCFzu03vqvgh9awLv3d8s8nMnxQqKLUKQkiQkeugG9lDgEmUjVNpFkl94nJsNffRHrTta8UCNjn_JngKY7CQGVA_R4pZZNPeqwx0Pxn-Mg4ANJEIpBD/s1600/Besaran.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Besaran Fisika" border="0" data-original-height="148" data-original-width="337" height="175" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_WFs2511XLwn6ylXRsFq-LneAfeCFzu03vqvgh9awLv3d8s8nMnxQqKLUKQkiQkeugG9lDgEmUjVNpFkl94nJsNffRHrTta8UCNjn_JngKY7CQGVA_R4pZZNPeqwx0Pxn-Mg4ANJEIpBD/s400/Besaran.PNG" title="Besaran Fisika" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">7 Besaran Pokok dalam Fisika</td></tr>
</tbody></table>
<div>
Satuan standart dipilih yang dapat memenuhi persamaan umum dari sifat alam, misalnya satuan suhu K ( kelvin), ternyata satuan ini dapat memenuhi perumusan sifat umum gas. Sedangkan satuan suhu lain seperti derajat celcius, reamur dan fahrenheit harus diubah ke kelvin terlebih dahulu. Sudah tahukah kalian, ada berapa banyak besaran turunan? </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika kalian hitung maka jumlah besaran turunan akan terus berkembang sehingga jumlahnya cukup banyak. Semua besaran selain tujuh besaran pokok tersebut termasuk besaran turunan. Contohnya kecepatan, gaya, daya dan tekanan. Satuan besaran turunan dapat diturunkan dari satuan besaran pokok penyusunnya, tetapi banyak juga yang memiliki nama lain dari satuan-satuan tersebut.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sistem Internasional adalah metode pemberian satuan yang berlaku secara internasional. Di Indonesia, sistem SI ini sesuai dengan sistem MKS (meter, kilogram, sekon). Dalam sistem SI, satuan-satuan besaran pokok telah dibuat suatu definisi standartnya sehingga secara universal memiliki besar yang sama. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Nah, demikian sekilas informasi mengenai <b>Pengukuran dan Besaran Fisika Materi SMA Kelas X SMA. </b>Untuk materi selanjutnya adalah <a href="https://fisifusi.blogspot.com/2018/07/pengertian-dimensi-besaran-dan-manfaatnya.html" target="_blank">Pengertian Dimensi dan Manfaatnya</a> dalam penggunaannya. Jika merasa ada manfaatnya dari penjelasan ini, silakan share kepada teman-teman Anda ya. Salam (*https://fisifusi.blogspot.com).</div>
</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-65600862537592629472017-10-10T18:14:00.002-07:002017-10-10T18:14:39.323-07:00Pengertian Usaha dan Energi [Disertai Contoh Soal Pembahsannya]<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari usaha dan energi. Manusia membutuhkan energi agar dapat melakukan usaha. Tahukah Anda definisi usaha dalam Fisika? Benarkah suatu hari nanti energi yang digunakan untuk melakukan usaha tersebut akan habis?<br /><br />Dalam Fisika, dikenal adanya Hukum Kekekalan Energi. Menurut hukum tersebut, energi yang digunakan oleh seorang atlet papan seluncur (skateboard) ketika melakukan peluncuran dari titik tertinggi hingga titik lain pada bidang luncur, jumlah energinya selalu sama atau konstan. Hanya saja, energi tersebut berubah dari energi potensial menjadi energi kinetik atau sebaliknya.<br /><br />Bagaimanakah cara menentukan besar energi potensial dan energi kinetik tersebut? Bagaimanakah hubungannya dengan usaha yang dilakukan oleh atlet skateboard untuk meluncur? Bagaimana juga hubungan usaha dan energi tersebut dengan kecepatan atlet skateboard untuk meluncur?<div>
<h3 style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;">Definisi Usaha dalam Fisika</span></h3>
Kata usaha dalam kehidupan sehari-hari adalah berbagai aktivitas yang dilakukan manusia. Contohnya, Valentino Rossi berusaha meningkatkan kelajuan motornya untuk menjadi juara dunia Moto GP yang ke delapan kalinya, Ronaldinho berusaha mengecoh penjaga gawang agar dapat mencetak gol, dan Firdaus berusaha mempelajari Fisika untuk persiapan ulangan harian. <br /><br />Anda pun dikatakan melakukan usaha saat mendorong sebuah kotak yang terletak di atas lantai. Besar usaha yang Anda lakukan bergantung pada besar gaya yang Anda berikan untuk mendorong kotak dan besar perpindahan kotak. <br /><blockquote class="tr_bq">
Dalam Fisika, usaha memiliki definisi yang lebih khusus. Jika Anda memberikan gaya konstan F pada suatu benda sehingga menyebabkan benda berpindah sejauh s, usaha W yang dilakukan gaya tersebut dinyatakan dengan <i><b>W=F.s; </b></i>dengan: F = gaya (N), s = perpindahan (m), dan W = usaha (Nm = joule).</blockquote>
Terdapat dua persyaratan khusus mengenai definisi usaha dalam Fisika ini. Pertama, gaya yang diberikan pada benda haruslah menyebabkan benda tersebut berpindah sejauh jarak tertentu. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Perhatikan gambar di bawah ini:</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXZ7xgeg-RxyqfyiQHagcz3WP5xoyzmMxBZJFpE3ePQEX7JIzWD7LjPQtt4HOpieLZUw9yJuiCMOEWktUC1O-eQLvRgHUS3qXjkQqPw6vAlKUhe1ksTQ1znNe1WP4tlMqTdowKD6ySgpNc/s1600/usaha+1.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Contoh gaya yang tidak menimbulkan perpindahan benda sehingga = 0." border="0" data-original-height="253" data-original-width="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXZ7xgeg-RxyqfyiQHagcz3WP5xoyzmMxBZJFpE3ePQEX7JIzWD7LjPQtt4HOpieLZUw9yJuiCMOEWktUC1O-eQLvRgHUS3qXjkQqPw6vAlKUhe1ksTQ1znNe1WP4tlMqTdowKD6ySgpNc/s1600/usaha+1.PNG" title="Contoh gaya yang tidak menimbulkan perpindahan benda sehingga = 0." /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption"><span style="font-size: 12.8px;">Contoh gaya yang tidak</span></td><td class="tr-caption"><span style="font-size: 12.8px;">menimbulkan perpindahan benda</span></td><td class="tr-caption"><span style="font-size: 12.8px;">sehingga = 0</span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
Walaupun orang tersebut mendorong dinding tembok hingga tenaganya habis, dinding tembok tersebut tidak berpindah. Dalam Fisika, usaha yang dilakukan orang tersebut terhadap dinding tembok sama dengan nol atau ia dikatakan tidak melakukan usaha pada dinding tembok karena tidak<br />terjadi perpindahan pada objek kerja/usaha yaitu dinding tembok. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kedua, agar suatu gaya dapat melakukan usaha pada benda, gaya tersebut harus memiliki komponen arah yang paralel terhadap arah perpindahan.</div>
<div>
<div>
<br /></div>
<div>
Perhatikan gambar selanjutnya di bawah ini.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_jqoL-Z2eMrBTmCuSwnseIE3QW0lLXLfwoe3Zn_Gg8bKuUU0-BofWnRgLn7O5arqCrReha3R09qovr0soEeqb68JtFvSexCs0b_yhqTtQUSn9RA7NwsX1UMwAvQgWKfVk1Ji84I9xHyA6/s1600/usaha+2.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Gaya tarik yang dilakukan Juwita membentuk sudut α terhadap arah perpindahannya." border="0" data-original-height="232" data-original-width="321" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_jqoL-Z2eMrBTmCuSwnseIE3QW0lLXLfwoe3Zn_Gg8bKuUU0-BofWnRgLn7O5arqCrReha3R09qovr0soEeqb68JtFvSexCs0b_yhqTtQUSn9RA7NwsX1UMwAvQgWKfVk1Ji84I9xHyA6/s320/usaha+2.PNG" title="Gaya tarik yang dilakukan Juwita membentuk sudut α terhadap arah perpindahannya." width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption"><span style="font-size: 12.8px;">Gaya tarik yang dilakukan</span></td><td class="tr-caption"><span style="font-size: 12.8px;">Juwita membentuk sudut α</span></td><td class="tr-caption"><span style="font-size: 12.8px;">terhadap arah perpindahannya.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
Ada seorang anak sedang menarik kereta api mainan dengan menggunakan tali sehingga gaya tariknya membentuk sudut α terhadap bidang horizontal dan kereta api mainan tersebut berpindah sejauh s.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
Dengan demikian, gaya yang bekerja pada kereta api mainan membentuk sudut α terhadap arah perpindahannya. Oleh karena itu, besar usaha yang dilakukan gaya tersebut dinyatakan dengan persamaan W = F cosα s (4–2) dengan α = sudut antara gaya dan perpindahan benda (derajat).<div>
<br /></div>
<div>
<b>Contoh Soal Usaha dan Pembahasannya:</b></div>
<div>
<br /></div>
</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-32795159266065227402016-05-13T20:18:00.000-07:002016-05-13T20:18:07.846-07:00Cara Mencari Besarnya Arus dan Tegangan pada Hukum Kirchoff 1 dan 2<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Cara Mencari Besarnya Arus dan Tegangan pada Hukum Kirchoff 1 dan 2 </b>- Sahabat Fii Fusi. Jika kalian saat ini berada di kela XI SMK atau kelas X SMA semerter 2, pada pelajaran Fisika akan mendapatkan materi tentang Hukum Kirchoff 1 dan 2.<br />
<br />
Biasanya, dalam beberapa model soal hukum Kirchof 1 dan 2, akan ditanyakan berapakah besarnya Arus dan beda potensial yang mengalir di antara titik satu ke titik lainnya.<br />
<br />
Lalu bagaimanakah cara mengerjakan tiper soal seperti itu? Berikut langkah-lahkahnya beserta beberapa video yang nantinya bisa Sobat gunakan sebagai model pengerjaan secara langsung.<br />
<br />
Artikel lanjutan: <a href="http://fisifusi.blogspot.co.id/2016/05/komposisi-dan-struktur-kimia-penyusun-minyak-bumi.html" target="_blank">Komposisi dan Struktur Kimia Penyusun Minyak Bumi</a><br />
<br />
<h3 style="text-align: left;">
Cara Mencari Besarnya Arus dan Tegangan pada Hukum Kirchoff 1 dan 2</h3>
Dalam proses mengerjakan persamaan hukum kirchoff 1 dan 2, ada beberapa hal penting yang sebenarnya harus sobat perhatikan, diantaranya adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<ol style="text-align: left;">
<li>Ingat bunyi hukum Kirchoff 1 dan 2. Penjumlahan beda potensial dan perkalian antara arus dan hambatan harus sama dengan nol</li>
<li>Buatlah arah loop terlebih dahulu, baik searah atau berlawanan arah jarum jam, atau kedua arahnya sama (pilih cara yang menurut Sobat paling mudah difahami). Tuliskan menggunakan warna tinta bolpoin berbeda dan beri nama <span style="background-color: #e06666;">Loop 1</span> dan <span style="background-color: #e06666;">Loop 2.</span></li>
<li>Tentukan arah arus menyesuaikan arah Loop 1 dan Loop 2</li>
<li>Untuk lebih mempermudah, susunlah rangkaian tersebut menjadi lebih ringkas. Misalkan ada sua resistor seri, jadikan satu resistor saja.</li>
<li>Tulikan persamaan di setiap Loop secara teliti. Ingat peraturannya: Jika ketemu <b>simbol </b>beda potensial positif, maka nilai V positif dan sebaliknya. Jika ketemu arah arur berlawanan dengan nilai positif V, maka nilai I negatif, menyesuaikan dengan nilai V.</li>
<li>Hitunglah persamaan-persamaan yang sudah diketahui tadi dan kerjakan dengan metode Eliminasi.</li>
</ol>
<div>
NB: Sombol beda potensial (yang panjang) menandakan nilai positif, yang pendek negatif</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk lebih jelasnya, silakan simak beberapa video di bawah ini (contoh pengerjaan dengan metode berbeda):</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Video pengerjaan soal Mencari Besarnya Arus dan Tegangan pada Hukum Kirchoff 1 dan 2</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
</div>
<center>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/VCJtt6a9db4" width="560"></iframe>
</center>
<center>
</center>
<center style="text-align: left;">
<b>Video pengerjaan soal Mencari Besarnya Arus dan Tegangan pada Hukum Kirchoff 1 dan 2</b></center>
<center style="text-align: left;">
<b><br /></b></center>
</div>
<center>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/0csMXFxOwWU" width="560"></iframe>
</center>
<center>
<br /></center>
<center style="text-align: left;">
Demikian sekilas informasi mengenai <b>Cara Mencari Besarnya Arus dan Tegangan pada Hukum Kirchoff 1 dan 2. </b>Untuk lebih memahami materi terebut, tentunya lebih banyak latihan soal dan mengerjakan secara teliti menjadi kuncinya. So, semoga sukses.</center>
</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5318716215120673361.post-4092544401903809932016-02-03T22:11:00.003-08:002016-04-25T23:14:37.870-07:00Cara Kerja Mata Manusia dan Bagian-bagiannya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2>
Cara Kerja Mata dan Bagian-bagiannya</h2>
<div>
Jika kita sudah belajar tentang beberapa larutan elektrolit dengan berbagai manfaat dalam kehidupan kita, saat ini kita lanjutkan belajar cara kerja mata serta bagian-bagiannya. Kenapa bab ini perlu kita pelajari? Ya karena memang dari pandangan matalah kita bisa melihat begitu besarnya kenikmatan Alloh SWT. Dari mata pula kita bisa terjerumus akan hiruk pikuknya dunia ini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Lebih jauh, berikut ulasannya.</div>
<div>
<br /></div>
<h3>
Bagian-bagian Penting Penyusun Organ Mata</h3>
<div>
Mata kita terdiri dari beberapa bagian penting yang menjadi fungsi pokok dalam membentuk sebuah "pola" yang seringkali kita ucapkan sebagai sebuah bentuk atau nama benda apapun. Bisa juga kita mengatakan suatu warna, bentuk, atau sifat benda secara dhohir.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Perhatikan gambar bagan mata manusia di bawah ini:</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnKqPcs3WhT8SKgx__TpBPT1fbYpP3t1fJmBzM0iA2UqLuUr3rIyW1A1qZcofe0ezpLefmsVNr1Hmwheoy3HXYydDTKZDGdTrlnpRwVS2fXChjzoTFWm4_W0J_iaKuIe9I4YIY2QsmTAzb/s1600/EyeAnatomy_Small.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Susuan mata manusia" border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnKqPcs3WhT8SKgx__TpBPT1fbYpP3t1fJmBzM0iA2UqLuUr3rIyW1A1qZcofe0ezpLefmsVNr1Hmwheoy3HXYydDTKZDGdTrlnpRwVS2fXChjzoTFWm4_W0J_iaKuIe9I4YIY2QsmTAzb/s400/EyeAnatomy_Small.jpg" title="Susuan mata manusia" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small; text-align: start;">Susuan mata manusia</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div>
Susuan mata manusia dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya:</div>
<div>
<ol>
<li>Kornea</li>
<li>Iris</li>
<li>Pupil</li>
<li>Lensa mata</li>
<li>Vitreous</li>
<li>Konjungtiva</li>
<li>Sklera</li>
<li>Koroid</li>
<li>Makula</li>
<li>Retina</li>
<li>Syaraf optik</li>
</ol>
<div>
Berikut penjelasan dari bagian mata di atas beserta fungsinya:</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<h4>
Kornea</h4>
<div>
Kornea adalah kubah berbentuk jendela transparan yang menutupi bagian depan mata. Kornea merupakan permukaan bias yang kuat, memberikan 2/3 dari kekuatan fokus mata. Kornea menyajikan jendela sebagai sarana untuk kita melihat.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Iris </h4>
<div>
Bagian berwarna dari mata disebut iris atau selaput pelangi. Bagian ini mengontrol tingkat cahaya di dalam mata, mirip dengan lubang lensa pada kamera. Pembukaan berbentuk bulat di tengah selaput pelangi disebut pupil. Selaput pelangi tertanam dengan otot-otot kecil yang membesar (melebar) dan mengecilkan (sempit) ukuran pupil.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Pupil </h4>
<div>
Pupil adalah bukaan melingkar berwarna hitam di tengah selaput pelangi. Pupil membuka dan menutup untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam bola mata.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Lensa Kristal </h4>
<div>
Fungsi dari lensa adalah untuk memfokuskan cahaya ke bagian belakang mata. Inti, bagian terdalam dari lensa dikelilingi oleh bahan yang lebih lembut yang disebut korteks. Lensa ini terbungkus dalam kapsuler yang menyerupai kantong dan menggantung di dalam mata dengan membrane kecil yang disebut zonules.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Vitreous</div>
<div>
Vitreous adalah substansi tebal yang transparan yang mengisi bagian tengah mata. Sebagian besar terdiri dari air dan meliputi sekitar 2/3 dari volume mata, yang menjadikannya berbentuk.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Konjungtiva</h4>
<div>
Konjungtiva adalah jaringan tipis dan transparan yang menutupi permukaan luar mata. Dimulai pada tepi luar kornea, meliputi bagian yang terlihat dari mata, dan garis bagian dalam kelopak mata. Jaringan ini dipelihara oleh pembuluh darah kecil yang hampir tak terlihat dengan mata telanjang.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Sklera</h4>
<div>
Sklera, yang pada umumnya dikenal sebagai “bagian putih mata”, adalah sebuah jaringan yang keras dan buram yang berfungsi sebagai lapisan pelindung terluar mata.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Koroid</h4>
<div>
Koroid terletak di antara retina dan sklera. Koroid terdiri dari lapisan pembuluh darah yang memelihara bagian belakang mata.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Makula</h4>
<div>
Makula terletak kira-kira di tengah retina, temporal untuk saraf optik. Makula merupakan bagian kecil dan sangat sensitif dari retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan utama yang rinci. Fovea adalah bagian tengah dari makula. Makula memungkinkan kita untuk memahami detail dan melakukan tugas-tugas yang memerlukan penglihatan yang terpusat seperti membaca.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Retina</h4>
<div>
Retina adalah jaringan dengan lapisan sangat tipis yang melapisi bagian dalam mata. Retina bertugas untuk menangkap sinar cahaya yang masuk ke mata. Impuls cahaya tersebut kemudian dikirim ke otak untuk diproses, melalui saraf optik.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Saraf Optik</h4>
<div>
Saraf optik mentransmisikan impuls listrik dari retina ke otak. Saraf optik menghubungkan ke bagian belakang mata dekat makula. Bagian yang terlihat dari saraf optik disebut disk optik.</div>
<div>
<br /></div>
<h4>
Cara Kerja Mata Manusia</h4>
<div>
Secara sederhana dan terperinci, berikut cara kerja mata manusia:</div>
<div style="text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3nFACIF3bZP_phFvaqMKwQ99DDvMDEw0GuKdZhyphenhyphenHPLJtEl9xtLtd0m1N-OGcyatUyxrKSV79vbtZ1UzUBI-qj1ADPzQmdq3HSODxaV9Rdzvld9yqUrE0WpPvt13FR5OtNYoOHSCiJGDGy/s1600/download.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="bagian mata" border="0" height="269" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3nFACIF3bZP_phFvaqMKwQ99DDvMDEw0GuKdZhyphenhyphenHPLJtEl9xtLtd0m1N-OGcyatUyxrKSV79vbtZ1UzUBI-qj1ADPzQmdq3HSODxaV9Rdzvld9yqUrE0WpPvt13FR5OtNYoOHSCiJGDGy/s320/download.jpg" title="bagian mata" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bagian Mata</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div>
<div>
<ul>
<li>Sumber cahaya diterima oleh kornea.</li>
<li>Dari kornea, cahaya diteruskan ke pupil. Pupil menentukan jumlah cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil melebar jika kondisi ruangan gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruang terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.</li>
<li>Iris berfungsi sebagaimana diafragma. Diafragma ini difungsikan untuk sebagai pengatur masuknya cahaya. Iris akan terlihat sebagai bagian berwarna pada mata.</li>
<li>Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya ke retina. Fungsi lensa mata adalah untuk mengatur fokus cahaya sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat benda yang jauh, lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat benda yang dekat, lensa mata akan menebal.</li>
<li>Setelah dari retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.</li>
<li>Saraf otak adalah saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.</li>
</ul>
</div>
</div>
<div>
Demikian sekelumit informasi tentang <b>Cara Kerja Mata Manusia dan Bagian-bagiannya. </b>Semoga bermanfaat, salam.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Source:</div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;">http://www.essilor.co.id/memahami-penglihatan-anda/about-your-eyes/how-the-eye-works/</span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;">http://www.mentari.biz/cara-kerja-mata-fungsi-dan-bagiannya.html</span></div>
</div>
SLPEDIAhttp://www.blogger.com/profile/13436608623425274900noreply@blogger.com0